WARTAEVENT.com – Kolaka Utara. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada hari Senin (22/11/2021) di Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara.
Kolaborasi ketiga lembaga pada acara kali ini, tema yang diangkat adalah “Merintis Bisnis Kuliner Daring”. Dan diikuti oleh 653 peserta dari berbagai kalangan masyarakat.
Ada 4 narasumber pada sesi sesi webinar siang ini, di antaranya, Dosen Fakultas Ekonomi dan Kepala Galeri Investasi BEI Universitas Indonesia Timur, Ela Elliyana; ASN dan Pemengaruh, Nurmila; Jurnalis dan Narablog Roemahkata.com, Yardin Hasan; serta Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sulawesi Tenggara, M Djufri Rachim.
Ella Elliyana pemateri pertama menyampaikan tema “Peran Literasi Digital di Dunia Marketplace”. Menurut dia, beberapa alasan warganet membeli makanan secara daring, di antaranya menghemat waktu dan tenaga, tawaran menarik, praktis, dan banyak pilihan.
Sedangkan profil pembelinya di dominasi masyarakat berusia 20 – 39 tahun dan berpendidikan tinggi. “Menu terlaris adalah ayam goreng dan kopi susu,” katanya.
Selanjutnya, Nurmila menyampaikan materi berjudul “Pengetahuan Dasar dan Aturan Usaha Online”. Ia mengatakan, cara memasarkan produk makanan secara daring, yakni gunakan media sosial, daftarkan toko pada aplikasi pencarian restoran, kerjasama dengan layanan pesan antar, menggaet pemengaruh, serta berikan promo dan diskon.
Selain itu, pemilik toko juga harus tanggap terhadap ulasan pelanggan. Respon pesan positif secara singkat dan tanggapi ulasan negatif dengan cepat. “Solusi adalah kunci terbaik dalam menanggapi ulasan pelanggan,” tuturnya.
Yardin Hasan, Pemateri ketiga memaparkan materi bertema “Meraih Nilai Tambah dari Industri Digital”. Menurut dia, berdasarkan data Kemkominfo, media digital yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah media sosial dan pendidikan masing-masing sebanyak 27%, kemudian disusul konten kreator sejumlah 23%, dan barulah untuk keperluan belanja dan berjualan sebanyak 18%.
Pengusaha termasuk bisnis kuliner harus dapat memanfaatkan perkembangan internet untuk meningkatkan nilai tambah usahanya. “Namun, dalam memasarkan produk harus selalu menjaga nilai dan etika,” ujarnya.
Adapun Moh. Djufri Rachim, sebagai narasumber terakhir menyampaikan paparan berjudul “Tips dan Trik Menghindari Penipuan Digital”. Ia mengatakan, sejumlah kiat untuk menghindari penipuan online antara lain, memakai kata sandi atau password yang kuat dan tidak seragam dalam beberapa akun, tidak mengunggah identitas di media sosial.
Kemudian tidak mengunduh aplikasi yang berbahaya, berhati-hati dalam menggunakan wifi publik, serta memproteksi profil atau data pribadi. “Pastikan logout dengan benar setelah menggunakan aplikasi karena bisa disusupi oleh penjahat digital,” jelas dia.
Salah seorang peserta, Abdullah, bertanya tentang strategi bagi UMKM dalam membuat konten untuk pemasaran secara daring di masa pandemi. Menanggapi hal tersebut, Yardin Hasan bilang, UMKM tidak boleh menyerah di tengah keterpurukan ekonomi di masa pandemi ini, cobalah strategi pemasaran dengan membuat konten menarik dan kreatif tanpa melanggar etika.
Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi. [*]