Event

Komitmen Kebangsaan Menandai Peringatan Hari Kebangkitan Nasional Ke-110

Warta Event – Jakarta.Hari Kebangkitan Nasional yang selalu diperingati pada tanggal 20 Mei kali ini genap memasuki tahun ke-110. Guna menandai semangat tersebut, seluruh lapisan masyarakat diajak untuk mengingatkan kembali masyarakat akan makna kebangkitan nasional, khususnya di era sekarang ini.

Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, usai menggelar uparacara bendera di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, mengatakan, saat ini Indonesia sedang menghadapi tantangan, terutama masalah Kebhinekaan dan persatuan.

Melalui peringatan Hari Kebangkitan Nasional, sudah semestinya melihat bagaimana orang masa lalu dengan segala keterbatasannya berhasil mengikat diri menjadi satu. “Pendahulu kita saat itu tidak memiliki sarana dan prasarana seperti saat ini. Akan tetapi, mereka memiliki jiwa kebangsaan yang betul-betul membimbing mereka membentuk organisasi kepemudaan Budi Utomo,” ungkap Hilmar Farid.

Hari lahirnya Budi Utomo yang oleh pemerintah Indonesia diperingati sebagai hari Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini dari sisi sejarah sangat penting bagi negeri ini untuk menegaskan kembali komitmen kebangsaan. Sebab, bangsa ini terbentuk atas dasar komitmen. Bukan karena materi atau hal lainnya.

“Hari ini, keluarga para pendiri Budi Utomo hadir memperingati hari kebangkitan nasional, mereka ingin kembali menegaskan komitmen yang pernah mereka bentuk 110 tahun silam untuk diteruskan kepada generasi yang lebih muda,” urai Hilmar.

Hari ini, tambah Hilmar Farid, masih ada Guru Kembar yang memiliki semangat dan komitmen layaknya saat Budi Utomo terbentuk. Guru Kembar tersebut masih memberikan waktu dan mendidikasikan hidupnya kepada masyarakat yang belum tersentuh pendidikan secara maksimal.

“Guru Kembar dan anak-anak sekolah Kartini yang hadir disini lebih dari sebagai simbol pada masa lampau. Dimana 110 tahun yang lalu menyelenggarakan pendidikan bagi mereka yang tidak mampu adalah tujuan utamanya,” pungkas Hilmar.

Fakta inilah yang mampu menjelaskan kenapa ada seseorang yang melakukan seperti itu. Jawabannya adalah komitmen kebangsaan. Bahwa kita sebagai warga Negara belum selesai untuk melayani komponen dari bangsa ini.

Untuk mengingatkan kembali masyarakat akan makna kebangkitan nasional, khususnya di era sekarang ini, Museum Kebangkitan Nasional menyelenggarakan rangkaiankegiatan besar dalam dalam tajuk Festival Museum Kebangkitan Nasional yang digelar mulai 20 Mei hingga 14 Agustus 2018 mendatang.

Seluruh rangkaian kegiatan ini diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran bernegara dan kepedulian generasi muda terhadap bangsa. Beragam aktivasi acara yang dihadirkan dalam Festival ini seperti penampilan band Maliq & D’Essentials, ada juga selfie competition, souvenir gratis, peluang mendapatkan doorprize, photo booth, dan bazaar Ramadhan.

Mardi Thesianto, Kepala Museum Kebangkitan Nasional, menyatakan, jika inti dari seluruh kegiatan yang diselenggarakan oleh Museum Kebangkitan Nasional adalah untuk menjadikan museum sebagai ruang publik, ruang yang aspiratif, dan juga menyimpan sekaligus menjaga memori kolektif bangsa, khususnya bagi generasi muda.

“Inilah merupakan salah satu upaya agar negara dapat hadir langsung ke tengah-tengah kehidupan masyarakat,” pungkasnya. [Fatkhurrohim]