Event

Komunitas Perempuan Menari: Genderang Swargabhumi Untuk Melestarikan Budaya Nusantara

WARTAEVENT.com – Jakarta. Tekad Komunitas Perempuan Menari (KPM) untuk melestarikan  kebudayaan Indonesia di seni tari dalam menggelar pentas bertajuk Genderang Swargabhumi secara daring berbuah manis.

Hanya dalam 24 jam, gelaran konser yang melibatkan 50 wanita lintas generasi dan profesi ini telah ditonton dari 4000 penonton dari dalam dan luar negeri sejak diposting pada (20/22/2020) lalu di kanal YouTube komunitas perempuan menari.

Baca Juga : Annual Event PIFAF Dihadiri Ratusan Pelaku Seni dan Budaya Mancanegara

Yuneri Chandra, ketua pelaksana Genderang Swargabhumi mengatakan, dimasa pandemi ini banyak sekali sektor yang terdampak, salah satunya industri seni dan kreatif. 

Genderang Swargabhumi adalah wujud dukungan terhadap para pekerja seni, khususnya seni tari dan seni musik, untuk tetap berkarya meskipun banyak penyesuaian yang harus dilakukan, salah satunya dengan pentas yang disiarkan secara onlinedan mengikuti protokol kesehatan yang ketat.

“Pentas ini adalah pentas tahunan kami yang ke-tiga. Senang sekali karena sampai saat ini Komunitas Perempuan Menari masih terus aktif melestarikan budaya Indonesia,” ungkap Yuneri Chandra.

Menampilkan 12 Tarian

Pentas Swargabhumi ini menghadirkan penari lintas generasi dan profesi.

Pritha Nandini, Pencetus Komunitas Perempuan Menari, menjelaskan dalam gelaran kali ini KPM lintas generasi dan profesi mayoritas adalah para ibu usia 40-50 tahun, sebagian lainnya beragam dari belasan tahun hingga di atas 60 tahun. 

Sedangkan untuk profesi, mulai dari yang masih sekolah sampai yang sudah punya cucu ada. Ada ibu rumah tangga, karyawan swasta, PNS, juga wiraswasta. Semua semangatnya sama untuk melestarikan budaya nusantara agar terus terjaga generasi selanjutnya.

Baca Juga : “Homecoming Sixerhood Celebration” SMA 6 Jakarta Suguhkan Pentas Seni Kekinian

KPM mengangkat judul Genderang Swargabhumi, dimana tari-tariannya berasal dari beberapa perwakilan daerah Indonesia, juga khususnya mengangkat kolaborasi musik tradisi yang menyatu dalam sebuah kemasan pertunjukkan tari. 

Genderang Swargabhumi menampilkan 12 tarian (tradisi dan garapan) yang berasal dari berbagai daerah di tanah air, yaitu tari Lesung dari Betawi, tari Merak dari Jawa Barat, tari Tifa dari NTT, tari Saureka-reka dari Maluku, dan lainnya.

Pesan Moral Swargabhumi

Genderang Swargabhumi telah menyiapkan pergelaran ini selama lebih dari tiga bulan untuk pemantapan koreografi.

Sementara itu Supriadi Arsyad, Sutradara dan pelatih dari pementasan Genderang Swargabhumi mengaku telah menyiapkan pergelaran ini selama lebih dari tiga bulan untuk pemantapan koreografi. 

Ia juga mengajak beberapa komunitas musik dan seniman lainnya untuk berkolaborasi dalam pementasan ini, seperti Altajaru Ensemble, Aning Katamsi, Seni Budaya Khatulistiwa, dan beberapa seniman pendukung lainnya. 

Baca Juga : Tas Coach Limited Edition dari Koleksi Art of Signature Ini Hasil Kolaborasi 2 Seniman Indonesia

“Pesan moral dari pementasan ini sederhana, masih ada harapan. Mungkin kita merasa resah dan takut dengan segala ketidakpastian yang kita alami di tahun ini, tapi semangat dan harapan harus tetap ada untuk kita tetap melangkah ke depan,” katanya.

Sutradara yang akrab dipanggil B.U ini pun berharap karya yang sederhana ini dapat menjadi semangat untuk siapapun yang menyaksikannya.

Pementasan Genderang Swargabhumi didukung oleh pemerintah maupun beberapa korporasi dan organisasi non-profit, yaitu: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, dll. [*]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *