Site icon WARTAEVENT.COM

Kota Salatiga Menjadi Kota Gastronomi, Ini Alasannya

WARTAEVENT.com – Salatiga. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendukung pengembangan Kota Salatiga sebagai kota gastronomi guna memperkuat daya tarik wisatawan.

Hal ini disampaikan Menparekraf Sandiaga Uno usai berbincang dengan pelaku parekraf Kota Salatiga di Gedung Papak Salatiga, Kota Salatiga, Senin (16/5/2022) kemarin di Kota Salatgia.

Baca Juga : Ubud Dipersiapkan Jadi Destinasi Wisata Gastronomi Ini Tahapannya

“Gastronomi tidak hanya menawarkan pengalaman kuliner seperti pada umumnya, tapi juga menyajikan pengalaman budaya dan sejarah di balik kehadiran suatu menu makanan,” katanya.

Menparekraf menjelaskan, Kota Salatiga memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai destinasi gastronomi. Utamanya lantaran ragam kuliner khas yang menjadi andalan Kota Salatiga.

Diantaranya Sate Sapi Suruh, Opor Bebek, Soto Esto, Gecok Kambing, Ronde Sekoteng, Enting-Enting Gepuk, dan sajian khas Salatiga yang ikonik adalah Tumpang Koyor.

Baca Juga : Vertikal Sky Lounge Kolab dengan Amuz Gourmet Sajikan “French Gastronomy” dengan Teknik Gastronomi Molekuler

Selain itu, Kota Salatiga pun sangat strategis karena diapit tiga kota penting di Jawa Tengah dan DIY. Yakni Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta. Sementara dari segi keindahan, Salatiga juga sangat cantik.

Alasan inilah yang menjadi kekuatan Salatiga untuk menjadi salah satu destinasi terbaik dengan gastronomi sebagai daya tarik utama.

“Kemenparekraf sebelumnya juga telah menetapkan Kota Salatiga sebagai salah satu Kota Kreatif. Bahkan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) juga telah mengusulkan Kota Salatiga menjadi Kota Kreatif Gastronomi,” kata Sandiaga.

Baca Juga : Ada Sentuhan Gastronomi Molekular Dalam Masakan Naniura Khas Danau Toba

Kuliner berkembang pesat di tengah pandemi dimana mampu berkontribusi sebesar Rp1.274 triliun atau 7,35 persen dari keseluruhan PDB nasional di tahun 2021. Dan, 34 persen atau hampir 10 juta merupakan tenaga kerja di sektor kuliner.

Gastronomi sendiri merupakan ilmu yang membahas tentang kebiasaan makan yang baik (good eating habit) atau bisa juga dikaitkan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan kenikmatan makanan dan minuman.

Baca Juga : Kemenpar Undang Chef Luar Negeri ke Bali Untuk Mengeksplorasi Rasa

Namun, lebih dari itu, gastronomi bukan hanya soal makanan dan minuman yang dihidangkan di atas meja, tapi ilmu yang mempelajari seluk-beluk cerita di balik makanan itu sendiri. Mulai sejarah makanan, asal bahan pangan, pengolahan, cara masak, hingga bagaimana makanan itu dimakan. [*]

Exit mobile version