KPA Tolikara Terus Lakukan Sosialisasi Persempit Penyebaran Virus HIV-AIDS
Warta Event, Jakarta– Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) hingga kini menjadi salah satu penyakit yang paling mematikan, bahkan belum ada sama sekali ditemukan obatnya.
Bumi Cendrawasi termasuk yang tinggi dalam menghadapi masalah HIV-AIDS di Indonesia. Hingga Merat 2016, populasi tertinggi penderita HIV-AIDS ada pada usia produktif (25 -59 tahun), sebanyak 14.544. Komisi Penanggulangan HIV-AIDS (KPA) Kabupaten Tolikara pun taktinggal diam, langkah strategis penanganan mulai dilakukan seperti sosialisasi bahaya penularannya.
Ketua Harian KPA Kabupaten Tolikara, Samuel Kogoya SH, MM, menyampaikan sosialisasi informasi secara terus menerus soal HIV-AIDS merupakan awal dalam pencegahan penyakit tersebut. Dan dari tahun ketahun kasus HIV-AIDS di Tolikara cenderung menurun. Data terkini dari penanganan ODHA (Orang Dengan HIV AIDS) pada 2015 sekitar 233 orang turun menjadi 146 orang ditahun 2016. Ditahun 2017 turun lagi menjadi 59 orang. Sedangkan pasien yang positif mengidap HIV pads 2017 sekitar 71 orang yang sebelumnya berjumlah 219 ditahun 2015.
Bagi pelayanan KPA hal terpenting dalam sosialisasi adalah bagaimana memberikan pemahaman kepada masyarakat agar sadar akan bahayanya. Jika masyarakat dengan sukarela memeriksa kesehatannya, maka penderita HIV-AIDS bisa tetap hidup produktif dan beraktivitas seperti orang normal lainya.
“Syaratnya asal rutin meminum obat dari program ARV yang diberikan oleh tim VCT setempat. Karena itu, pihaknya punya tanggungjawab besar sebagai anak asli Tolikara, yang wajib menyebarluaskan informasi pencegahan dan penyebaran virus HIV- AIDS,” kata Kogoya.
Untuk memberi pemahaman mengenai cara pencegahan, KPA Kabupaten Tolikara pun bekerja sama dengan VCT dinas Kesehatan setempat dimana KPA melakukan pemeriksaan di distrik setiap minggu, kemudian langsung pengambilan sampel darah dan memberikan pengobatan oleh VCT serta team Dokter
“Lewat Gereja kami juga terus mendorong semua pihak turut berperan dalam sosialisasi HIV-AIDS di Tolikara. Hingga tahun 2019 kami sudah menargetkan pemeriksaan kepada seluruh masyarakat di 46 distrik se kabupaten Tolikara. Dengan demikian kami bisa merelokasi, mempersempit dan memutus mata rante penyebaran virus HIV-AIDS,” ujar Kogoya saat ditemui di Luminor Hotel Pecenongan, Jakarta (10/9)
Kogoya juga menambahkan sosialisasi HIV-AIDS di Tolikara memang berjalan baik. Kendalanya karena luasnya wilayah Tolikara dengan 46 distrik (kecamatan) dan 554 kampung (desa) perlu ekstra energi untuk menjangkaunya. Disisi lain, ketersediaan obat ARV untuk para penyandang HIV/AIDS ( ODHA) perlu menjadi perhatian pemerintah. KPA Tolikara menilai, semua pihak di wilayahnya bersama pihak terkait berjuang dalam meminimalisir penyebaran virus HIV/AIDS serta mendukung pencegahannya.