wartaevent.com – Jakarta. Agung Suprio, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat dalam sesi webinar bertema “Bijak dan Cerdas Siaran Melalui Sosial Media” mengatakan, komisi penyiaran terus mengupayakan agar regulasi penyiaran segera dibentuk.
Agung menambahkan, bentuk-bentuk penyiaran makin marak dilakukan melalui sosial media. Sementara aturan yang ada belum dapat dijadikan pengawal dalam menjaga agar konten-konten tersebut tidak mengganggu kepentingan publik.
Rancangan Undang – Undang (RUU) memang belum juga kunjung usai. Banyak pihak menyarankan supaya inisiatif dilakukan di tingkat masyarakat.
Bahkan sebaiknya melihat melihat keadaan ini sebagai kesempatan untuk mengedukasi anggota keluarga agar melek media.
Untuk itu Agung menyarankan, agar UU tersebut mengatur hal-hal yang makro saja. Ketentuan lebih detil dan teknis dapat dibuat dalam bentuk aturan pemerintah. Salah satu ide itu ia usulkan agar proses penyusunan RUU penyiaran dapat segera selesai.
Hal ini pun diamini oleh Yadi Hendriana, Ketua Umum Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI). Menurut Yadi, semakin cepat landasan hukum itu terbit, akan semakin baik juga bagi pekerja jurnalistik.
Sebab, revolusi teknologi digital tak mungkin dibendung dan tentu berimbas juga ke industri pers, termasuk pertelevisian. Apalagi, media sosial sangat lekat dengan jurnalistik dan menyediakan ruang yang besar untuk penyiaran.
Kendati begitu, Yadi Hendriana sepakat bahwa publik tidak harus bersandar pada regulasi dan semata-mata pasif menuggu aturan dari pemerintah. Kemajuan teknologi membawa banyak manfaat. Publik sebenarnya mendapat keuntungan karena informasi mendorong transparansi.
Sementara itu Rizka Septiana, Praktisi Kehumasan sekaligus Dosen dari Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR menambahkan, selama ini belum diajarkan bagaimana menggunakan media sosial dengan baik, dengan kondisi pandemi Covid-19 ini.
“Kita dituntut untuk belajar dan menyesuaikan diri dengan perubahan ini. Bahkan ada joke bahwa Covid-19 ini bisa disebut sebagai Bapak transformasi internet loh.” terang Rizka Septiana.
Menurut Rizka, potensi munculnya dampak negatif memang besar mengingat media sosial dapat menjangkau audiens yang jauh lebih luas dan bila informasi keliru tersebar bisa bergulung-gulung bak bola liar (viral). Hal ini menjadi pekerjaan rumah kita semua.
“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, kita harus turut berkontribusi aktif. “Mulailah dari keluarga dan diri sendiri untuk mengedukasi keluarga. Ini akan lebih produktif dan berguna,” pungkas Rizka. [*]
WARTAEVENT.com – Bandung. Menjelang pergantian tahun, Swiss-Belresort Dago Heritage Bandung kembali meramaikan musim liburan dengan konsep megah bertajuk “7 Wonders… Read More
WARTAEVENT.com – Jakarta. Ingin menutup 2025 dengan sentuhan nostalgia yang hangat dan penuh warna? Aston Kemayoran City Hotel menyuguhkan pesta… Read More
WARTAEVENT.com – Bali. Hujan tanpa henti yang mengguyur Bali pada September 2025 menyebabkan banjir besar di Badung, Denpasar, dan Gianyar.… Read More
WARTAEVENT.com – Jakarta. ARTOTEL Group menorehkan pencapaian besar dalam industri perhotelan Indonesia dengan menjadi operator hotel lokal pertama yang berhasil… Read More
WARTAEVENT.com – Jakarta. Usai menyisihkan dua kandidat calon ketua umum; Andik Widyarianto dan Adrian Dwitomo, akhirnya Adrianto Soedjarwo menang dalam… Read More
WARTAEVENT.com – Jakarta. Jika Anda membayangkan pergantian tahun yang elegan, penuh musik dan rasa, InJourney Hospitality menyiapkan jawaban: Seaside Festive… Read More
Leave a Comment