Literasi Digital Hadir Salah Satunya untuk Mengurangi Hate Spech di Media Sosial
Dan pada saat itu Andre Parvian langsung memberikan jawaban, literasi digital ini memang upaya menyebar pemahaman tentang literasi digital. Bahkan hate speech karena pengetahuan yang kurang tentang aturan, etika dan hal-hal baik di sosial media.
Bangsa kita punya sikap gotong-royong yang kuat. Dengan semangat nasionalisme yang kuat, gotong royong kita bisa menyuarakan hal-hal baik, hal positif. Bukan sebaliknya melakukan hal-hal yang buruk dan justru menjadikan kesan netizen kita tidak beradab.
Memperluas pergaulan sebagai upaya mengenali perbedaan. Peran orang tua pada anak-anak dalam menggunakan teknologi digital juga penting. Orang tua bisa mengingatkan supaya generasi muda tidak kebablasen melakukan hal-hal buruk di sosial media.
Kebebasan kita bersinggungan dengan kebebasan (hak) orang lain. Informasi positif bisa kita bagikan ke orang lain, tidak berhenti pada diri kita sendiri. Menjadi orang positif adalah pilihan, menjadi netizen yang baik itu kewajiban.
Tujuan utama Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar webinar Literasi Digital ini karena diharapkan masyarakat Indonesia pada akhir tahun ini mencapai 10 juta orang terliterasi dan diharapkan meningkat menjadi 50 juta orang di tahun 2024 mendatang.
Literasi Digital yang mengakat tema besar Indonesia Makin Cakap Digital ini membahas 4 pilar utama Literasi Digital yakni, budaya bermedia (digital culture), aman bermedia (digital safety), etis bermedia (digital ethics) dan cakap bermedia digital (digital skills). [*]