Mahasiswa LSPR Communication and Business Institute Praktik Press Conference di Hadapan Praktisi
Selain prosesnya sangat menarik, pengalaman ini tentunya bisa menjadi awal mereka mampu mempersiapkan diri dan tim, melakukan riset, mengumpulkan data, dan mempersiapkan diri dengan matang sebelum melakukan proses klarifikasi tersebut.
Sementara itu Muhammad Rafly, Tim PRODI Komunikasi LSPR Communication and Business Institute menambahkan, simulasi press conference ini sangat menarik sehingga membuat final test media relations management menjadi lebih nyata, dan mahasiswa dapat merasakan bagaimana berkomunikasi dengan baik dibawah tekanan dari awak media.
Baca Juga : Menjawab Tantangan Peran Humas
“Simulasi press conference ini sudah sesuai dengan standar bukti kelengkapan untuk Akreditasi Internasional Prodi Ilmu Komunikasi kedepannya,” tambah Rafly.
Kelompok yang bertugas hari ini ada dua. Kelompok pertama, mereka mengangkat kasus terkait kesalahan pemberian obat terhadap seorang anak berumur 12 tahun yang terjadi di Puskesmas Ulak Karang, Padang, Sumatera Barat. Sedangkan kelompok lainnya melakukan press conference tentang adanya isu PHK massal Shopee, yang beredar di Indonesia.
Baca Juga : Kolaborasi Adalah Kunci Kesuksesan Besar Membangun Partnership
Liv Artha, Perwakilan dari Kelas PRDC24-3SP sekaligus salah satu kelompok mengatakan, dalam melakukan simulasi press conference bersama teman lainnya melewati proses yang tidak mudah.
Untuk memilih kasusnya sendiri, ia mengaku perlu melakukan media monitoring dan riset tentang orang-orang yang perlu diperankan dalam simulasi press conference tersebut.
Baca Juga : Cara Bijak Menggunakan Media Sosial yang Perlu Diketahui
“Perasaan saya dan teman-teman sedikit gugup, karena ini adalah pertama kalinya melakukan press conference. Apalagi kami harus melakukan di depan observer seperti wartawan dan praktisi yang sudah berpengalaman dalam bidang tersebut,” pungkas Liv Artha. [*]
- Editor : Fatkhurrohim