Mahasiswa Unibraw Mengkritisi Walk Out di Tengah Pertemuan Menkeu G20 di AS
Nara sumber berikutnya Sutadi menyampaikan materi tentang tinjauan geopolitik dan geostrategi dari serangan Rusia ke Ukraina. Disebutkan bahwa namun persepsi geopolitik sulit untuk dilepaskan dari invasi Russia ke Ukraina. Aspek geografi mempunyai peran penting dalam pembuatan kebijakan sebuah negara.
”Pada dasarnya, masa Perang Dingin antara Blok Barat (dipimpin AS) dengan Blok Timur (dipimpin Uni Soviet) masih tetap ada walaupun bentuknya berbeda”, ujar Sutadi.
Selanjutnya disampaikan oleh pembicara bahwa perluasan keanggotaan NATO dan EU ke “timur” pada dasarnya adalah upaya memperluas wilayah pengaruh (sphere of influence) wilayah-wilayah yang pernah berada di bawah pengaruh Uni Soviet.
Pandangan yang Beragam dalam Diskusi
Dalam diskusi interaktif, terdapat pendapat yang menyatakan bahwa walk out adalah hak setiap delegasi dalam menyampaikan sikap politis pemerintahnya. Sikap tersebut merupakan semacam ”tekanan” kepada pihak pendukung konperensi.
Pandangan lainnya menyatakan bahwa tindakan walkout adalah suatu sikap yang tidak terpuji. Hal ini mengingat masalah yang dibahas sudah direncanakan dalam agenda yang sebelumnya disepakati.
Kasus konflik Rusia-Ukraina tidak terkait dengan mandat G20. Dengan demikian tindakan walk out bukan saja kurang tepat tetapi juga salah tempat.
Pandangan berikutnya adalah faktor kepemimpinan G20 yang menjadi patokan. Pertimbangan ini muncul karena pimpinan, dalam hal ini Indonesia, bukan memihak salah satu dari yang bertikai. Bahkan hubungan baik antara Indonesia dengan Rusia maupun antara Indonesia dengan Ukraina.