Mahasiswa Unibraw Mengkritisi Walk Out di Tengah Pertemuan Menkeu G20 di AS
Sutadi menyampaikan hal serupa tentang posisi penting Ketua G20 ini. Peranan Indonesia ini esensial. Hal ni mengingat sisi geopolitik persaingan negara-negara Barat dengan Rusia masih ada dan masih akan berlangsung dalam beberapa waktu ke depan. Selama ini kita melihat Rusia sebagai pewaris negara adikuasa Uni Sovyet. Mereka nampaknya menginginkan status itu tetap ada,” kata Sutadi.
Selanjutnya disampaikan bahwa keinginan Indonesia untuk mempersatukan G20 harus ditanggapi secara baik tidak saja oleh Rusia dan Ukraina, tetapi oleh NATO juga. “Ini sekaligus saatnya menunjukkan secara nyata prinsip politik bebas aktif kita, apalagi dalam pembukaan UUD 1945 kita berkomitmen menjaga perdamaian dan ketertiban dunia,” tambahnya.
Dalam diskusi tersebut terlihat para mahasiswa menilai bahwa Indonesia konsisten dengan politik luar negerinya. Indonesia mendukung resolusi Majelis Umum PBB yakni menyesalkan invasi Rusia ke Ukraina. Dinyatakan pula oleh mahasiswa bahwa resolusi PBB sesuai dengan amanat Konstitusi dan prinsip bebas-aktif.
Jadi kepentingan Indonesia terakomodasi di resolusi. Dukungan Indonesia kepada resolusi tersebut ditentukan oleh kepentingan nasional bukan mengekor kepada Barat. Para mahasiswa juga menilai bahwa Indonesia dalam posisinya sebagai Ketua G20 berpeluang menjadi juru runding penyelesaian konflik Rusia-Ukraina.
Diakhir pertemuan diberikan hadiah bagi para penjawab quiz untuk mahasiswa. Antara lain berupa buku berjudul ”Kiprah Diplomat Indonesia di Mancanegara”, karya diplomat Indonesia yang diberikan kata pengantar oleh Menlu Retno L.P. Marsudi. [*]
- Editor : Fatkhurrohim