‘Malioboro Coffee Night’ Sebuah Terobosan Menjadi ‘Hub’ Kopi Internasional
Menurut Wahyu Hendratmoko, Kepala Dinas Pariwisata Kotamadya Yogyakarta, ia. berkeyakinan bahwa diskusi tentang Kopi dan Warisan Budaya akan menjadi daya tarik yang bagus untuk pariwisata Yogyakarta.
Sebagaimana diketahui Dinas Pariwisata Kotamadya Yogyakarta telah memfasilitasi acara bertajuk bahasa Belanda di Kotabaru.
“Selamat Malam Kotabaru” (Goedenavond Kotabaru) adalah program untuk wisatawan dengan menghadirkan makanan, kebudayaan dan busana Belanda. Sebagai wilayah yang berada di Kota Yogyakarta, Kotabaru ingin mengepakan sayap untuk sama-sama eksis seperti tetangganya yakni Malioboro dan Tugu Yogyakarta.
Guna mendorong minat dan ketertarikan wisatawan pada Kotabaru, Pemerintah Kota berbenah dengan perbaikan jalan Pedestrian sehingga lebih tertata juga nyaman dan mendukung industri kopi berkembang yang bertujuan menjadikan area sekitarnya sebagai “Gudang Kedai Kopi”. Tentu saja nuansa malam Kotabaru akan didesain nyaman dan memberi kesan nostalgia Eropa yang kuat didukung bangunan Belanda yang masih terawat apik di sepanjang jalan itu.
Terakhir, penyelenggaraan ”Malioboro Coffee Night” sendiri adalah sebuah “show case”. Terjadi kenaikan pesat bisnis UMKM. Perlu diteruskannya outreach dan diskusi yang menyeluruh antara pengusaha kopi, lembaga pendidikan dan kebudayaan, instansi yang berperan dalam ekspor kopi dan ekosistem/lingkungan hidup dan perwakilan RI.
Baca Juga : Kesiapan KBRI Qatar dalam Diplomasi Kopi dan Inovasi Kemlu dalam Platform Bisnis Kopi
Kopi kian relevan dibahas pada saat semua negara tidak dapat menghindari resesi dan kerawanan pangan. Ketahanan pangan harus kuat, dengan kopi yang para petaninya sejahtera dan dengan pengelolaan lingkungan hidup yang semakin baik. [*]
- Penulis : Bagas Hapsoro, pegiat diplomasi kopi. Tulisan adalah pandangan pribadi. Bagas adalah Duta Besar RI untuk Swedia (2016-2020)
- Editor : Fatkhurrohim