Maraknya Penipuan Saat Berbelanja Online, Ini Tips Menghindarinya
WARTAEVENT.com – Tuban. Penggunaan teknologi digital sudah semakin populer selama beberapa tahun belakangan ini. Bukan hanya lebih praktis, teknologi digital juga bisa memberikan banyak kemudahan di dalam kehidupan kita.
Transaksi jual beli secara online jadi sebuah gaya hidup baru dengan tujuan mengefisiensi tenaga dan waktu. Kehadiran berbagai e-commerce, marketplace, hingga online shop yang kian menjamur kini perlahan mulai mengubah kebiasaan masyarakat modern dunia khususnya masyarakat di Indonesia dalam berbelanja.
Fathony Irsat, Pengajar & Assesor BNSP, menjelaskan, belanja apa pun kini bisa langsung dalam sekali klik dengan begitu mudah selama ada koneksi internet. Alhasil, orang-orang jadi tak perlu repot lagi datang ke pusat perbelanjaan dan mengantre membayar. Akan tetapi, di balik segala kemudahannya, kegiatan berbelanja online juga memiliki kekurangan yang dapat membuat konsumen merugi, salah satunya maraknya kasus penipuan.
“Penipuan bukanlah hal baru dalam dunia transaksi jual beli online, bahkan kerap kali terjadi karena kurangnya kewaspadaan dan ketelitian konsumen saat memilih lapak atau penjual,” Papar Fathony, saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Kamis (26/8/2021).
Oleh karena itu, untuk menghindari terjadinya penipuan saat berbelanja online, ini tips mudah yang bisa kamu cermati, seperti:
- Pilih Situs Website yang Terpercaya
Saat memutuskan beli suatu barang secara daring, pastikan untuk membelinya melalui toko online di sebuah situs website yang terpercaya. Dan saat ingin membeli barang dari toko online yang ada di media sosial, cek pula apakah toko tersebut telah tersedia di marketplace atau e-commerce resmi sebab tak menutup kemungkinan terjadinya penipuan meski toko tampak meyakinkan.
- Periksa Reputasi Penjual atau Toko Online
Jika toko online tersedia di marketplace atau e-commerce yang terpercaya, tips selanjutnya adalah memeriksa reputasi penjual atau toko online-nya. Dalam marketplace, biasanya akan ada simbol khusus yang menandakan tingginya nilai reputasi penjual beserta tokonya berdasarkan penilaian kepuasan pelanggan. Hal ini bisa dicek dari besaran angka rating, adanya badge berwarna emas (gold badge), sampai rating kecepatan seller dalam merespon chat dari pelanggan.
- Cek Ulasan Produk dari Sesama Pembeli
Ketika hendak membeli produk, jangan buru-buru check-out. Biasakan untuk mengecek ulasan atau review-nya terlebih dulu dari para konsumen yang telah membelinya. Pilih produk yang dipenuhi dengan ulasan yang baik nan memuaskan. Semakin banyak ulasan baiknya, maka semakin oke pula kualitas produk yang ingin dipinang.
- Tersedianya Metode Pembayaran Cash on Delivery (COD)
Karena prinsipnya yang “ada barang; ada uang”, metode COD memang menjadi solusi dalam memperkecil aksi penipuan yang dijalankan penjual licik. Dengan demikian, perhatikan ketersediaan metode pembayaran dalam ketentuan yang diberlakukan seller. Jika sistem COD berlaku dalam barang atau toko online yang dipilih, maka jangan sungkan memilihnya karena barang akan dikirim lebih dulu ke tempat pembeli, baru kemudian pembeli membayar ke kurir pengantar.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Kamis (26/8/2021) juga menghadirkan pembicara Zaini Miftah (Dosen Universitas NU Sunan Giri Bojonegoro), Rita Hidayati (Redaktur Jatengpos.co.id), Tino Agus Salim (Profesional Trainer & Motivator), dan Sheryl Dwi Artamevia (Content Creator & Influencer).
Gerakan Nasional untuk Indonesia #MakinCakapDigital ini berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills). Dan melibatkan 110 lembaga juga komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.
Kegiatan yang diadakan di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten ini dilaksanakan secara virtual berbasis webinar. Dengan menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Dengan maksud dan tujuan utamanya membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (*)