Mari Optimalkan Kemudahan Dunia Digital untuk Majukan Wisata Daerah
Akbar Rizki Datau pemateri ketiga, membawakan tema kecakapan digital tentang “Digital Culture, Mengenalkan Budaya Indonesia Melalui Literasi Digital”. Cara baik dan efektif dalam mengenalkan budaya Indonesia di internet adalah mempelajari budaya yang ingin dikenalkan.
Konten bisa berupa kegiatan kebudayaan, ulasan tempat wisata, makanan, minuman, atau seni pertunjukan. Lakukan secara konsisten dan up to date. “Yang perlu dihindari saat mengenalkan budaya Indonesia, antara lain mengekspos kekurangan, memberi informasi palsu, mencampur budaya, menggunakan kanal tidak wajar, dan mengenalkan secara tidak wajar,” katanya.
Pemateri pamungkas Indra Samsie, mengurai bahasan “Konten Asik Tanpa Menginjak”. Kreator yang tidak menghargai proses biasanya malas melakukan riset dan terbiasa menjiplak. Yang mesti dilakukan yaitu amati, tiru, dan modifikasi. Seorang kreator juga perlu memahami tentang HAKI.
“Agar terhindar dari pelanggaran HAKI, maka minta izinlah terlebih dahulu, jangan mengubah lirik, cantumkan nama penyanyi dan pencipta asli, buat versi lain, aransemen ulang, membayar royalti, dan tidak menjual secara ilegal,” pungkasnya.
“Terkait digital skills, apa peluang terbaik saat pandemi ini? Lalu apa tanggapan Anda terkait maraknya berita dengan judul clickbait dan beda dari isinya?” tanya Demi Rusalina kepada Fitria.
“Terkait berita yang menurut kita tidak benar, jangan sampai kita terpancing menanggapinya. Kadang, kita tidak bisa menahan emosi untuk membalas, berkomentar, bahkan turut membagikan hal yang belum tentu benar. Sehingga yang diperlukan bukan hanya kecakapan digital seperti tema kita saat ini, tetapi perlu kecerdasan emosional untuk menanggapi berita-berita yang tidak benar atau hoaks,” jawab Fitria.
Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi. [*]