Lifestyle

Medsos Media Paling Masif Penyebaran Konten Hoaks

WARTAEVENT.com, Kab. Tulungagung – Hoaks (HOAX) / Berita Bohong adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar tapi dibuat seolah-olah benar adanya. Banyak kasus disebabkan berita hoaks yang menyebabkan perselisihan. Hal itu di karenakan rendahnya literasi, efek polarisasi/eco chambers karena masalah politik dan SARA, dan media partisan. Untuk itu sangat disarankan masyarakat harus lebih teliti terhadap berita hoaks.

Hal itu diungkapkan, Astin Meiningsih, Mafindo dalam sesi cara Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Senin (14/6/2021). “Beberapa motif sesorang sebarkan hoaks adalah terkait politik, uang, ideologi, kebencian, dan juga iseng,” paparnya.

Astin menjelaskan, data Masyarakat Telekomunikasi (Mastel) 2019 menyebut media sosial sebagai tempat paling masif dalam penyebaran hoaks. Kkarena masyarakat mencari informasi yang ingin mereka tahu langsung dari media sosial. Bukan lagi media mainstream atau media massa namun dari Facebook, Instagram, Twitter, dan sebagainya.

“Masyarakat menganggap media sosial menjadi nomor satu sangat cepat dibanding dengan media massa. Bahkan masyarakat sudah jarang menggunakan search engine untuk mencari informasi,” ujarnya.

Dia menambahkan, padahal di media sosial informasi yang dibuat oleh siapa saja sehingga tidak dapat dipastikan kebenarannya. Berbeda dengan informasi yang disampaikan jurnalis media mainstream. Bahkan situs website pemerintah pun masih kalah jauh dipilih. Alasan lain mengapa media sosial menjadi terpercaya bagi sebagian kalangan, sebab media sosial sudah seakan menjadi bagian dari kehidupan mereka.

Presiden Joko Widodo dalam sambutannya saat meluncurkan Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 mengungkapkan, kecakapan digital harus ditingkatkan dalam masyarakat agar mampu menampilkan konten kreatif mendidik yang menyejukkan dan menyerukan perdamaian. 

“Sebab, tantangan di ruang digital semakin besar seperti konten-konten negatif, kejahatan penipuan daring, perjudian, eksploitasi seksual pada anak, ujaran kebencian, radikalisme berbasis digital,” ujar Presiden Joko Widodo.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi, ini juga menghadirkan pembicara lain yaitu Andika Zakiy (Koordinator Program SEJIWA), Dendy Muris (Dosen & Kaprodi Komunikasi S1 PJJ Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR), dan Martin Anugrah (Founder & CEO Cameoproject and Cameo Productions)

Gerakan Literasi Digital Nasional 2021 merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada tahun 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *