Menanti 2 Assesor The Best Village UNWTO, Ini Penampakan Desa Tetebatu
Hampir di semua sudut kawasan ini terlihat lebih bersih dan rapi. Pihak pengelola desa wisata dan warga pun terlihat lebih siap. Kesadaran masyarakat desa setempat, menjadikan kawasan desa wisata ini terlihat asri. Namun tidak meninggalkan suasana desa yang kental.
Sebagai kawasan desa wisata, Tetebatu ke depan akan menjadi perhatian dunia. Menghadapi euforia kunjungan wisatawan pasca lomba nanti, masyarakat Tetebatu harus lebih siap. Efek dari lomba ini akan menimbulkan rasa penasaran wisatawan.
Baca Juga : Sapta Nirwandar: Aturan 8 Hari Karantina untuk Wisman, Event WSB Mandalika Diprediksi Sepi Penonton
“Oleh karena itu, kesiapan sumber daya manusianya, kehidupan sosialnya, suasana desanya harus bisa dipertahankan sebagai sebuah desa wisata berkelas dunia. Untuk menjadi primadona wisatawan kedepannya, Desa Tetebatu harus tetap mempertahankan originalnya,” harap Yusron.
Lebih dari itu, Tetebatu kini makin siap menyambut kehadiran assesor. Sejumlah atraksi budaya sudah disiapkan. Yusron Hadi bahkan sudah memastikan, atraksi budaya seniman Tetebatu, lebih siap dari sebelumnya.
Di tempat berbeda, Ketua Desa Wisata NTB, Ahyak Mudin, menjelaskan syarat sebuah kawasan disebut desa wisata sudah melekat di Tetebatu. Diantara unsur yang harus ada, homestay.
Ada juga atraksi budaya dan kesiapan masyarakatnya menjadi pariwisata yang berkelanjutan. “Bukan saja siap karena mau menghadapi lomba. Tapi harus siap sampai hari akhir nanti,” katanya berseloroh.
Baca Juga : Event HK Endurance Challenge Dihadiri 100 Atlet Triathlon, Ini Mekanismenya
Tapi memang betul, lanjutnya. Kalau soal kondisi alam, sebagai sebuah objek harus menarik. Kesiapan warganya dan berpihak kepada semua lapisan masyarakat juga menjadi sebuah keharusan. “Ini yang kita sebut selama ini dengan istilah sustainable tourism,” pungkasnya. [*]
- Penulis & Editor : Fatkhurrohim