Menerabas Batas ke Kampung Suku Mandar
wartaevent.com – Polman. Ada hasrat yang begitu membuncah untuk mengunjungi dan mengsksplorasi pesona Sulawesi Barat. Suatu pulau di Sulawesi yang dihuni oleh suku Mandar. Suku ini mengalami kejayaan pada abad 16 – 17 dengan 17 kerajaannya. Aspek historis ini lah yang kian meneguhkan untuk mencari literasi tentang Mandar dan kepulauannya di dunia maya.
Ternyata sangat mudah untuk menemukan literasi tersebut hanya dengan menuliskan #mandar di mesin perambah Google, dan lini media sosial seperti Instagram maupun yang lainnya. Tak hanya literasi sejarah tentnag suku mandar, pun keindahan pulau yang ada di daerah tersebut langsung bermunculan.
Secara runut, baik Instagram maupun facebook memajang cantiknya pulau-pulau kecil yang ada di sekitaran Polewali Mandar. Seakan kontras dengan pemberitaan yang ada di layar kaca yang selalu menyajikan berita negatif daerahnya. Pulau-pulau kecil tersebut seolah dapat menebusnya. Laksana oase. Pulau – pulau kecil ini terlihat cantik dan menawan bagi siapa pun yang menyambangnginya.
Gusung Toraja, adalah salah satunya. Diantara pulau-pulau lainnya, Gusung Toraja yang oleh penduduk lokal disebut juga sebagai pasir putih ini lokasinya paling dekat dengan ibu kota Kabupaten yakni Polewali Mandar.
Semula sempat pesimis untuk dapat mencapai tujuan ke Sulawesi Barat. Tapi hal tersebut pupus, setelah mengecek di beberapa market place dan aplikasi perjalanan. Dengan gawai semua menjadi mudah untuk menyambangi Sulawesi Barat, mulai dari tiket sampai akomodasi dan restorasi yang menjajakan kuliner.
Meski Sulaweesi Barat memiliki Bandar Udara (Bandara) Tampa Padang di Mamuju, namun untuk perjalanan menuju Polewali Mandar banyak market place yang menyarankan turun di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, kemudian dilanjut dengan jalur darat menggunakan moda angkutan darat.
Dari Bandara Sultan Hasanuddin, yang berada di Kabupaten Maros ke Polewali Mandar sekitar lima sampai enam jam. Satu jam lebih dekat jika wisatawan berhenti di Bandara Mamuju. Jarak tempuh jalur darat memang menjadi persoalan tersendiri. Meski demikian, tak perlu khawatir, moda darat seperti bus sudah bagus. Masuk dalam kategori eksekutive. Rental kendaraan pun sudah banyak variasi kelasnya. Tinggal disesuaikan dengan bujet.
Bagi wisatawan backpacker pun tak perlu khawatir tersesat ketika memutuskan untuk membawa kendaraan sendiri dari Kota Makassar maupun Mamuju. Bermodalkan aplikasi google maps pun sudah dapat mengantar ke arah tujuan secara akurat. Beberapa restorasi, dan akomodasi yang ada di Polewali Mandar sudah terdeteksi dengan aplikasi tersebut.
Di Polewali Mandar, belum ada akomodasi hotel berbintang baik dari operator hotel nasional maupun internasional. Meski demikian, sudah banyak hotel yang berkasta bintang dua non operator disana. Bagi para backpacker pun banyak guest house dan home stay yang sangat homi dan nyaman untuk berbaur dengan warga lokal.
Gusung Toraja Island Small But Beautiful
Sebagai wisatawan backpacker asal Jakarta yang telah mengintai moleknya pulau di Polewali Mandar, sekaligus ingin membuktikan keyakinan dibalik pemberitaan yang negatif pasti tersimpan aura keindahan. Laksana menyelesaikan tugas akhir kuliah, tesis saya pun terbukti. Pulau Gusung Toraja, pulau kecil nan cantik ini seolah menjadi bukti awal bahwa Polewali Mandar, Sulawesi Barat layak dikunjungi wisatawan baik asing maupun domestik.
Aplikasi google maps lah yang membantu saya menemukan arah awal jalan menuju ke Pulau Gusung Toraja yang berjarak sekitar 15 menit perjalanan menggunakan moda roda empat dari Kota Kabupaten, Polewali Mandar.
Sebelum menyeberang ke Pulau Gusung Toraja, yang akrab disebut sebagai pasir putih oleh warga setempat, Google maps, mengarahkan saya ke Dermaga Belang Belang yang ada di Kampung Nelayan, Tonyaman, Kecamatan Binuang, terlebih dahulu. Akurasi jarak dari hotel saya menginap ke daerah tersebut berkisar 15-20 menit.
Dari kampung nelayan ini saya menggunakan perahu berukuran 5-6 meter dengan mesin penggerak 75 PK. Penduduk setempat menyebut perahu ini sebagai taksi laut. Biaya sewanya untuk satu perahu berkisar 250 – 300 ribu untuk pergi pulang (PP) dengan kapasitas 8-10 orang.
Biasanya, usai mengantar wisatawan, nahkoda pulang dahulu ke dermaga semula. Jika dirasa memang sudah cukup menikmati keindahan di Pulau Gusung Toraja, wisatawan dapat menelpon sang nahkoda untuk minta di jemput lagi.
Tak perlu khawatir susah koneksi akan sinyal. Perlu diketahui, Pulau Gusung Toraja yang berjarak tempuh sekitar 25-30 menit ini masih ampuh menangkap sinyal semua operator. Ini pula yang menjadikan saya begitu kuat untuk berwisata di pulau kecil ini. Masih dapat terhubung dengan dunia maya. Masih bisa mengontrol bekerjaan dan tebar pesona di jejaring sosial media.
Jarang ditemui, destinasi seperti pulau di luar Jawa terkoneksi dengan sinyal. Pulau Gusung Toraja salah satunya. Pulau kecil dengan pasir putih yang lembut dan tiga gradasi warna air. Dari pulau ini pun saya masih dapat melihat dengan jelas akan keindahan layer dari perbukitan yang ada di Polewali Mandar.
Layer perbukitan, birunya garis horizon laut menjadi latar belakang spot swafoto langsung dari sang pencipta. Sungguh, ini menjadi destinasi instagramable tanpa campur tangan manusia. Hanya perlu waktu yang pas untuk menjadikan setiap jepretan kamera dari smartphone terlihat lebih dramatis.
Dan semesta pun mendukung. Menurut penduduk setempat, Pulau Gusung Toraja menjadi spot swafoto paling sempurna bagi pemburu konten promosi. Pasalnya, pulau yang dapat dikelilingi hanya 15 menit dengan berjalan kaki ini menjadi satu-satunya Pulau di Polewali Mandar yang dapat menyaksikan matahari terbit dan tenggalam dalam hari yan sama.
Sehari Tanpa Cela Bersama Cahaya
Waktu terbaik untuk berkunjung ke Gusung Toraja adalah bulan Agustus dan Oktober. Bertandang di bulan tersebut seolah dberkahi semesta. Aura keindahan Polewali Mandar dari pulau ini begitu terlihat eksotik. Guratan cahaya begitu tegas di atas kanvas alam. Dari dasar laut, ubur-ubur menjadi pemandangan yang menggembirakan.
Biota yang terlihat kenyal ini mondar-mandir seolah hendak menyambut wisatawan yang telah menyeburkan diri di riam air laut pulau yang jernih ini. Terik mentari siang itu memang mampu menangkap pergerakan bahkan menerawang beningnya kulit ubur-ubur si pemakan lamun tersebut.
“Awas Mas, ubur-ubur tersebut beracun. Tidak terlalu bahaya sih, cuma akan merepotkan bila ternsengat ubur ubur tersebut. Ubur ubur ini berbeda dengan ubur ubur yang ada di keupulauan Togean,” ucap Kurniawan seorang, teman memahami jenis ubur-ubur ini.
Aktivitas lain menikmati cahaya di Pulau Gusung Toraja usai berendam di air adalah menyusuri hamparan pasir putih yang ada di pulau ini. Pasir putih yang ada Gusung Toraja ini berasal dari uraian jenis batu karang yang masih dapat ditemukan di tepian pantainya,
Perlu menjadi catatan pula di Pulau Gusung Toraja, sudah terdapat banyak fasilitas pendukung kenyamanan bagi wisatawan. Selain Gazebo dan dermaga kecil yang menjadi spot swafoto yang sempurna di Pulau Gusung Toraja pun sudah terdapat fasilitas MCK yang bersih dan terawat. Terdapat pula kedai makan untuk wisatawan yang usai berenang.
Pulau Gusung Toraja yang daratannya datar ini juga banyak dimanfaatkan oleh wisatawan untuk menginap dengan mengunakan tenda atau dome. Dibanding beberapa pulau lain seperti Pulau Battoa, Pulau Panampeang, Pulau Karamasang, Pulau Salamanaq, dan Pulau Landea, nampaknya pulau Gusung Toraja yang paling menawan untuk bertahan lebih lama.
Andi Masri Masdar, Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Polewali Mandar, dalam pembukaan annual event Polewali Mandar International Folk & Art Festival (PIFAF) 2019, mengatakan, selain penyelenggaraan event banyak wisatawan yang datang berkunjung dengan alasan minat kusus, seperti melihat perkebunan cokelat dan wisata bahari
Perlu diketahui, pada tahun 2014 jumlah kunjungan wiisnus sebanyak 29. 535 orang, kemudian untuk wismannya 30 orang. Tahun 2015 wisnus 151.242 orang, wisman 92 orang. Untuk tahun 2016 wisnusnya 23.260 orang, wismannya 213 orang. Selanjutnya di tahun 2017, wisnus naik 411.031 orang, dan wismannya 217. Di tahun kemarin 2018, wisnusnya bertambah sebanyak 441.997 orang dan kunjungan wismannya mencapai 745 orang.
Fatrisia, delegasi seni budaya dari Negara Slovakia dalam event PIFAF 2019 yang sempat berkunjung ke Pulau Gusung Toraja, menyatakan, waktu sepekan di Polewali Mandar dirasa terlalu singkat baginya yang baru kali pertama datang ke Sulawesi Barat. “Saya suka berkunjung ke pulau ini. Saya baru tahu tempat ini. Saya pun tidak ada masalah dengan mengenakan Sarung saat mandi karena kita berada di negara religious,” ucap Fatrisia. [*]