Mengakomodir Segmen Milenial, Pemerintah Siapkan Destinasi Instagramable
Warta Event – Jakarta. Di era milenial seperti saat ini, rasanya mustahil para smart traveler tidak menggunakan gadget sebagai panduan mereka dalam memeilih destinasi. Dan Instagram menjadi salah satu rujukan untuk memilih suatu destinasi. Pasalnya, di Instagram, smart traveler dapat menemukan dengan mudah foto-foto yang dianggapnya eyecatching.
Sadar akan memiliki potensi untuk dijadikan “alat” dalam mempromosikan potensi wisata Indonesia, Kementerian Pariwisata pun perlu menggarap destinasi-destinasi yang instagramable atau yang kekinian dimata para smart traveler. Konsepnya destinasi wisata berbasis ekonomi rakyat dan terjangkau.
Arief Yahya, Menteri Pariwisata dalam Rapat Koordinasi Cross Border pada hari Jumat (08/12/2017) lalu di Jakarta mengatakan, saat ini sudah ada empat destinasi Instagramable yang populer. Dan ini akan dijadikan benchmark untuk 100 destinasi instagramable di tahun 2018 mendatang.
“Sudah ada empat, tahun depan saya tetapkan 100. Pertama ada Pasar Karetan di Kendal, Semarang, Pasar Pancingan di Lombok. Ketiga Pasar Baba Boentjit di tepian Sungai Musi, Kota Palembang, Sumsel, dan keempat Pasar Siti Nurbaya di Padang,” ujar Menpar Arief Yahya.
Menpar Arief Yahya, mendorong destinasi Instagrammable itu. Menurutnya, hampir 70 persen orang swa foto kemudian di unggah di sosial media masing-masing. Tidak hanya itu, hampir diseluruh media terutama media online saat ini membuat guiden destinasi-destinasi populer yang sering di unggah melalui instagram.
“Era mileninal seperti saat ini ialah generasi naris. Terutama perempuan. Bukan hanya saat pergi ke destinasi. Saat ingin makan saja mereka foto terlebih dahulu terus diupload. Guyonan saya, lebih baik indah di instagram dari pada indah sebenarnya. Apakah itu membohongi? Tidak, sebab itu dunia maya,” ujarnya.
Destinasi Instagrameble dimana saja? Lantas apa saja kriteria destinasi instragrammable itu? Menpar Arief Lantas menjawab. “Destinasinya itu persis yang dinginkan anak-anak muda. Daerah yang aneh-aneh. Lokasinya tidak hanya di Jawa. Letaknya relatif terjangkau,” pungkasnya. [Fatkhurrohim]