Mengasah Kreativitas di Ruang Digital Jangan Abaikan Etika
Sementara itu, menurut Dwi Suprayogi, dalam mengoptimalkan media digital, seperti membuat konten di media sosial untuk mengasah kreativitas, dibutuhkan etika tersendiri. Sebab, problem konten yang banyak beredar di media sosial saat ini dipenuhi dengan hoaks, bernuansa SARA, mengandung ujaran kebencian, serta berpotensi terjadi kejahatan siber.
“Kreativitas di ruang digital boleh dan sah-sah saja. Namun, dibutuhkan etika digital sebagai pedoman bagi individu dalam melakukan interaksi sosial di platform digital. Etika digital akan membentuk kesadaran, tanggung jawab, integritas, dan penghormatan terhadap nilai kebaikan dalam pemanfaatan media digital,” ujarnya.
Baca Juga : Kejahatan Siber Merajalela, Berikut Tips Menghindari Agar Tak Kena Phising
Dwi menambahkan, agar pembuatan konten berfaedah dan beretika, ada empat hal yang harus dipenuhi. Keempat hal tersebut adalah konten harus berkualitas dan informatif; konten harus bermanfaat; ada unsur kedetailan konten; serta konten yang dibuat haruslah unik. Sementara itu, etika yang dibutuhkan dalam konten adalah tidak terlalu mengumbar informasi pribadi, menghargai hasil karya orang lain, menggunakan bahasa yang sopan, serta menghindari ujaran kebencian dan hoaks.
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.
Baca Juga : Ajarkan Anak Generasi Alfa Tentang Etika di Dunia Digital
Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Sulawesi dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.
- Editor Fatkhurrohim