Menjadikan Sailing Pass Sebagai Ikon Festival Selat Lembeh
Warta Event – Jakarta. Melalui event Festival Pesona Selat Lembeh (FPSL) 2017 yang akan digelar pada 6-10 Oktober 2017 mendatang, Pemerintah Kota Bitung, Sulawesi Utara, ingin Sailing Pass—parade perahu yang melintasi Lembeh menjadi ikon daerahnya.
Hal ini diutarakan oleh Audy Pangemanan, Ketua Penyelenggara FPSL yang juga menjabat sebagai Sekertaris Daerah (Sekda), mengungkapkan, jika Tour de Singkarak adalah Sumatera Barat, kemudian Jember Fashion Carnava adalah Kota Jember, maka, parade perahu adalah kota Bitung.
“Sailing Pass atau parade perahu ini akan menggerakan ratusan perahu, mulai dari perahu kecil (nelayan), kapal fery, kapal perang, hingga kapal pesiar akan melintasi selat lembeh dan menjadi atraksi yang menarik bagi wisatawan,” terang Audy Pangemanan pada hari Seni, (25/09/2017) kemarin di Gedung Kementerian Pariwisata, Jakarta.
Annual event yang memasuki tahun kedua ini pun akan menampilkan kekayaan seni dan budaya lain yang menjadi karakteristik daerahnya. “Selain parade perahu, selama lima hari penyelenggaraan kami akan menyuguhkan atraksi kesenian dan kebudayaan setiap harinya. Salah satunya dalam bentuk seni teatrikal,” ulasnya.
Sementara itu, Esthy Reko Astuti, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, mengatakan, dulu, event FPSL ini merupakan hajatan yang diinisiasi komunitas nelayan dan pengusaha perikanan Kota Bitung dan bekerjasama dengan Pemerintah Kota Bitung, sebagai perwujudan rasa syukur atas hasil laut yang berlimpah.
Ia pun menerangkan, selat Lembeh dijadikan nama festival karena selat yang menghubungkan daratan utama Pulau Sulawesi dengan Pulau Lembeh ini, telah lama menjadi tujuan wisatawan asing maupun lokal, berkat pesona bawah lautnya.
“Harapan untuk menjadi event yang ikonik di Indonesia perlu didorong untuk menjadi trademark. Jika orang menyebut olaharaga balap sepeda, maka langsung inget Tour de Singkarak. Bila festival fashion, ke Jember Fasion Carnaval. Begitu juga dengan parade perahu maka akan ingat Festival pesona Selat Lembeh ini,” ujar Esthy.
Dalam kesempatan yang sama, Max Jonas Lomban, Walikota Bitung pun menegaskan, selain menjadikan sailing pass sebagai trademark bagi daerahnya, event ini pun menampilkan potensi lain yang dimiliki kota Bitung yaitu perikanan, kuliner dan Industri.
“Secara infrastruktur kita sudah siap. Hingga saat ini ada sudah ada tiga KRI yang menuju selat Lembeh, kapal dagang, perahu taksi. Kedepannya nanti kita akan meggarap kapal cruise dan para yachter dari luar negri untuk singgah di Bitung. Tahun ini ada empat kunjungan cruise yang berisi delapan ribu orang berlabuh di Bitung, bukan hanya lego jangkar,” ujarnya.
Lebih jauh lagi, Walikota Max Jonas, menyebut, kota Bitung dianugarhi keindahan bawah laut yang mempesona. “Di Selat Lembeh terdapat 95 titik penyelaman yang berisikan biota laut yang unik dan menarik yang tidak dapat dilihat di lokasi diving lain di Indonesia,” pungkas Max. [Fatkhurrohim]