Menpar Arief: Kita Beragam Sekaligus Bersatu dalam Busana Nusantara
Warta Event – Jakarta. Suasana upacara saat menjelang detik-detik proklamasi pada hari Kamis (17/08/2017) kemarin di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Jakarta, terlihat sangat Bhineka Tunggal Ika. Seluruh jajaran pegawai mengenakan busana adat nusantara.
Arief Yahya, Menteri Pariwisata yang menjadi inspektur upacara dalam sambutannya mnegatakan, Kita tidak seragam, kita beragam, sekaligus bersatu. Keberagaman, perbedaan, diversity, dalam pariwisata itu justru saling menguatkan.
Beda budaya, beda adat istiadat, beda kepercayaan, beda cara berpakaian, beda kebiasaan makanan, beda dialek, tetapi satu dalam komitmen bernegara, NKRI. “Hari ini, saya mengenakan pakaian adat Palembang, dan saya merasa sangat Indonesia,” sebut Arief Yahya yang didampingi istri.
Menpar Arief, mengaku tergetar melihat rekan-rekannya menggunakan pakaian tradisional, penuh warna dalam harmoni, karena inilah sesungguhnya kita, bangsa Indonesia, beragam sekaligus bersatu.
“Selanjutnya pakaian tradisional ini, saya sebut sebagai Busana Nusantara dan saya minta Sekertaris Kementerian (Sesmen) untuk menetapkan, setiap upacara kita gunakan Busana Nusantara. Mengapa “pakaian nasional”? Kalau disebut pakaian nasional, seolah semuanya harus seragam, harus sama. Padahal, kita hidup dalam keberagaman,” jelasnya.
Menteri Arief Yahya meminta seluruh kompenen bangsa dapat memaknai Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-72 lebih mendalam. Bukan hanya sebagai momentum untuk menggugah memori kolektif sebagai bangsa besar yang senantiasa menghormati jasa pahlawan. Tapi juga siap bergotong royong membangun bangsa.
Bergotong royong, yang dalam kata lain adalah kerja sama merupakan wujud dari kata solid dalam corporate culture yang selalu digaungkan Kemenpar. Bersatu, bersama membawa Indonesia terbang tinggi. Mewujudkan pariwisata Indonesia sebagai arus utama dalam memajukan dan memakmurkan bangsa.
Presiden Jokowi, sebut Menpar, telah menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan pembagunan nasional. “Dalam draft rencana kerja pemerintah 2018 tinggal tiga industri yang masuk. Nomor satu adalah pertanian, kedua pariwisata, dan tiga perikanan,” ujar Arief Yahya.
Ini artinya pariwisata telah dijadikan leading sektor ke depan. Karena merupakan industri yang paling sustainable, paling menyentuh ke level bawah masyarakat dan performansi tiap tahunnya menanjak.
“Dengan komitmen presiden tersebut, maka seluruh kementerian dan lembaga mendukung pengembangan infrastruktur pariwisata. Teurtama di 10 destinasi prioroitas. Apa saja yang diputuskan oleh presiden langsung ditindaklanjuti di tingkat kementerian secara incorporated,” urai Menpar.
Inilah yang harus juga terjadi di daerah. Terutama yang mempunyai potensi pariwisata dan sudah menempatkan diri sebagai destinasi pariwisata. “Sebelumnya, Pak Presiden telah dua kali mengapresiasi kinerja Kementerian Pariwisata. Sampai bulan Juni pertumbuhan wisatawan mancanegara mencapai 22,4 persen,” pungkasnya. [Fatkhurrohim]