Categories: Travel

Menpar Arief Yahya, Ajak Media Samakan Persepsi Terkait Bencana Untuk Pariwisaga

wartaevent.com – Jakarta. Industri pariwisata Indonesia sangat rentan terhadap bencana. Apabila tidak dikelola dengan baik dampaknya akan mempengaruhi ekosistem pariwisata dan pencapaian target kinerja pariwisata.

Arief Yahya, Menteri Pariwisata, menuturkan, Negara yang dapat dijadikan benchmark adalah Thailand dan Jepang. Pers Thailand kini menyadari pentingnya membatasi dramatisasi dan amplifikasi keadaan-keadaan bencana atau kerusuhan.

“Thai Journalist Association mengambil inisiatif untuk membangun kesadaran bersama tentang “jurnalisme yang ramah pariwisata” atau jurnalisme yang berperspektif pariwisata tanpa meninggalkan idealisme pers dalam menjalankan fungsi kontrol,” ujar Menteri Pariwisata, hari ini Rabu (24/10/2018) di Hotel Sari Pacific, Jakarta.

Menpar Arief Yahya mencontohkan, saat Jepang gempa bumi dan tsunami, media di Jepang dengan kesadaran sendiri mengurangi pemberitaan yang berorientasi pada dramatisasi korban dan eksposure kerusakan pasca bencana.

“Pemberitaan tentang korban dan kerusakan pasca bencana tetap ada. Namun, dalam waktu cepat, pers Jepang beralih ke isu-isu lain seperti recovery pasca bencana, mitigasi bencana, dan seterusnya,” kata Menpar Arief Yahya.

Media Jepang mengekspos bagaimana masyarakat Jepang bahu-membahu mengatasi masalahnya sendiri. Gambar-gambar tentang doa bersama, gotong-royong dalam menangani keadaan pasca bencana lebih menonjol.

“Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah, rakyat Jepang berusaha menangani masalahnya sendiri, meskipun tidak menutup diri dari bantuan Asing,” ujar Menpar Arief Yahya.

Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, menyatakan, ia sudah hafal dengan serangan berita bohong atau hoax yang biasanya muncul pasca terjadinya bencana.

“Kami sudah hafal betul itu. Saat terjadi bencana seperti gempa, gunung meletus atau tsunami berita bohong atau hoax muncul. Dan ini jelas merugikan pariwisata Indonesia,” terang Sutopo.

Guntur Sakti, Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata, yang juga bertugas untuk melakukan Manajemen Krisis Kepariwisataan, menegaskan, bahwa Kemenpar memiliki Tim Crisis Center (TCC). Cara kerja TCC dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pertama tahap tanggap darurat, kedua tahap rehabilitasi, dan ketiga tahap normalisasi. [Fatkhurrohim]

Fatkhurrohim

Leave a Comment

Recent Posts

Amarterra Villas Hadirkan Momen Sakral Bali dalam Autograph Week

WARTAEVENT.com – Bali. Di tengah hiruk pikuk pariwisata Bali yang semakin dinamis, Amarterra Villas Resort Bali Nusa Dua mengajak para… Read More

18 hours ago

Tiga Koleksi Perdana Sepatu Basket Kolaborasi Shai dan Converse

WARTAEVENT.com – Jakarta. Bintang NBA sekaligus ikon gaya, Shai Gilgeous-Alexander, akhirnya meluncurkan sepatu signature pertamanya: SHAI 001. Koleksi perdana ini… Read More

23 hours ago

Golf House Bawa Gaya dan Teknologi Baru di Lapangan

WARTAEVENT.com – Jakarta. Dunia golf Indonesia kini punya alasan baru untuk tampil lebih bergaya di lapangan. Golf House, retailer ternama… Read More

1 day ago

Gabriel’s Coffee Eatery: Meracik Hangatnya Tradisi di Era Modern

WARTAEVENT.com – Jakarta. Di tengah deretan kafe yang terus bermunculan di Gading Serpong, ada satu tempat yang terasa berbeda sejak… Read More

1 day ago

Empat Sahabat “Berlayar” Lewat Burger: Kisah Bun Voyage Jakarta

WARTAEVENT.com – Jakarta. Dari obrolan santai di antara empat sahabat, lahirlah sebuah perjalanan rasa yang kini berlabuh di Jakarta Selatan.… Read More

1 day ago

Beasiswa Sang Surya 2025, Harapan Baru Mahasiswa Tempo

WARTAEVENT.com – Jakarta. Senyum merekah di wajah para mahasiswa Politeknik Tempo ketika menerima kabar bahagia menjadi penerima Beasiswa Sang Surya… Read More

3 days ago