Travel

Menpar Arief Yahya Instruksi 3C Agar SMK Pariwisata Berdayasaing Global

Warta Event – Bali. Menteri Pariwisata, Arief Yahya, didampingi Wakil Ketua Komisi X DPR RI Ferdiansyah, serta para Deputi Eslon I di Kementerian Pariwisata, pada hari ini Kamis, 22 Maret 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center, secara resmi telah membuka Rapat Koordinasi Nasional SMK Pariwisata Se-Indonesia tahun 2018 dengan mengangkat tema “Akselerasi Peningkatan Kualitas dan Daya Saing SMK Pariwisata”.

Menpar Arief Yahya, yang menjadi keynote speaker dalam Rakornas tersebut menuturkan, berdasarkan data yang diterimanya hingga hari ini bahwa jumlah lulusan SMK yang tidak diterima atau diserap dilapangan kerja mencapai 12 persen. Sedangkan lulusan SMU sekitar 9 persen. Masih ada selisih antara SMK dan SMU.

Meski demikian, Menpar Arief Yahya sangat yakin bahwa data tersebut merujuk pada lulusan SMK secara umum. Bukan hanya lulusan SMK Pariwisata. Sebab, kata Menpar, lulusan SMK Pariwisata ini memiliki keterampilan, dan banyak dibutuhkan oleh stakeholders pariwisata.

“Untuk tidak mengambil risiko tersebut, maka saya mengeluarkan tiga instruksi 3C, yakni Curriculum, Certification dan Center of Excellence. Dan yang perlu harus digarisbawahi adalah semua elemen harus merujuk pada Indonesia Incorporated. Kalau berdiri sendiri, maka saya pastikan tidak akan berjalan. Sebab harus merangkul unsur pentahelix,” ungkap Menpar Arief Yahya.

Dalam kesempatan tersebut, Arief Yahya pun meminta kepada para stakeholders khususnya undustri perhotelan agar mengizinkan fasilitasnya dapat digunakan untuk praktik kerja SMK Pariwisata. Upaya ini dilakukan untuk menjaga standar kualitas yang lebih baik.

Memang terkesan agak miris, dari 720.000 lowongan kerja yang tersedia hanya terserap sekitar 82.000. “Jadi hanya 12 persen. Tapi saya sangat yakin, itu data untuk SMK secara keseluruahn. Kalau lulusan SMK Pasti Pariwisata pasti terserap,” tambah Menpar Arief Yahya.

Sementara itu, Hadi, Ketua Asosiasi SMK Indonesia, dalam kesempatan yang sama menyatakan, berdasarkan data di tersebut, harus diakui merasa perihatin. Sebab jumlah pengangguran dari SMK masih tingg yakni 12 persen.

Tapi memang data tersebut belum spesifik. Sebab, ada SMK dari program keahlian lainnya. Dan pihaknya pun sangat yakin kalau lukusan dari SMK Pariwisata masih sangat diperlukan. Bahkan kurang untuk memenuhi kebutuhan di industri pariwisata.

Untuk itu, pihaknya sekarang tengah melakukan kerja sama dengan industri perhotelan dalam meningkatkan kemampuan, dan pengetahuan produknya, mulai dari guru hingga ke para siswanya.

“Kedepan, kita akan mencanangkan program One GM One SMK Pariwisata bekerja sama dengan Indonesia Hotel General Manager (IHGM) dan Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) Sebut untuk turut membantu kami dalam peningkatan kualitas guru maupun siswa. Upaya ini untuk meningkatkan mutu sesuai dengan standar global,” tambah Hadi.

Ferdiansyah, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, menyatakan, kenyataan ini menjadi misi khusus dari komisi X beserta ketiga mitranya yakni Kementerian Pariwisata, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian Riset dan Dikti untuk merevitalisasi dibidang SMK atau Vokasi.

“Atas dasar itulah DPR RI mendorong, dan mengawal revitalisasi ini. Sebab, sudah didukung oleh data yang akurat. Komitmen ini akan kita tindaklanjuti di dalam penganggaran 2019,” pungkas Ferdy. [Fatkhurrohim]