Menpar Arief Yahya: “Wisatawan Milenial Memiliki Power Karena Mereka Besar dan Berisik”
wartaevent.com – Jakarta. Saat menggelar ngabuburit bersama 100 anak muda millennial dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta dalam acara Millennials Tourism Corner di Upnormal Wahid Hasyim, Jakarta, hari ini Selasa (14/05/2019), ada tiga hal yang perlu diadakan untuk menarik kunjungan wisatawan millennial.
Arief Yahya, Menteri Pariwisata, di kesempatan itu menyatakan, ketiga hal tersebut yakni TVC milenial, destinasi milenial, serta event milenial. Ketiganya harus memenuhi kebutuhan kaum milenial yakni kebutuhan untuk diakui di sosial media.
Baca Juga : Kalian Millennial, Ikuti Lomba Foto Berikut Ini
“Selera milenial itu bagi saya unik. Mereka menyukai tempat-tempat tidak biasa hingga cara memperkenalkan sebuah daerah yang tidak biasa. Tapi anehnya hal tersebut disukai. Jadi, kaum milenial sebaiknya diberi kebebasan untuk menentukan sendiri konten publikasi, destinasi, dan event yang ingin mereka kunjungi.
Wisatawan milenial memiliki potensi yang besar untuk terlibat dalam pengembangan pariwisata. Mereka bisa mempromosikan pariwisata dengan cara meng-upload foto destinasi yang dikunjungi. Dalam waktu yang sama, mereka juga bisa membangun ekosistem pariwisata.
“Wisatawan milenial memiliki ‘power’ karena mereka ‘besar dan berisik’ tapi belum dilayani dengan baik. Hal inilah yang akan dilakukan Kemenpar, yakni memfasilitasi kesediaan pariwisata terbaik bagi kaum milenial,” lanjut Menpar.
Gabriella Patricia, Ketua Tim Percepatan Milenialls Kemenpar, mengatakan, kaum milenial diharapkan bukan hanya sebagai pelaku wisata tapi juga sebagai ekosistem pariwisata sehingga promosi pariwisata yang dilakukan bisa berdampak lebih besar lagi.
Baca Juga : Millennials Tourism Jadi Tema Lomba APWI Tahun 2019
Sementara itu, Gaery Undarsa, Co-Founder Tiket.com, menjelaskan, pertumbuhan kaum milenial begitu besar. Saat ini, 30 persen pekerja Indonesia adalah kaum milenial. Pada tahun 2020 akan ada 50 persen pekerja kaum milenial.
Sementara tahun 2030, akan ada 75 persen pekerja kaum milenial. “Kita bisa mempelajari kebiasaan mereka yang menyukai sesuatu yang mudah. Biasanya mereka lebih percaya rekomendasi dari teman dibanding iklan,” kata Gaery. [*]