WARTAEVENT.com – Laos. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengajak diaspora Indonesia di Laos turut aktif mempromosikan potensi parekraf Indonesia di pasar internasional melalui industri kuliner.
Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Laos, Rabu (24/01/2024) mengatakan, dalam mempromosikan industri kuliner diperlukan kolaborasi kuat dari berbagai pihak. Termasuk diaspora Indonesia.
Baca Juga : Setelah Indonesia, Laos Menjadi Tuan Rumah ASEAN Tourism Forum Tahun Depan
Dengan menguatkan sinergi dan kolaborasi, sektor parekraf akan bangkit lebih kuat serta target nilai ekspor produk ekonomi kreatif 27,53 miliar dolar AS pada tahun 2024 dapat tercapai serta memberikan manfaat ekonomi untuk masyarakat Indonesi.
“Indonesia masih berada di posisi ketiga dalam peta kekuatan industri ekonomi kreatif setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan, ini harus kita tingkatkan karena nilai tambahnya sangat luar biasa dan kekuatan kuliner Indonesia kualitasnya sudah dikenal di mancanegara,” kata Sandiaga.
Ia menambahkan, kehadiran restoran masakan Indonesia di negara itu akan sangat membantu perekonomian pada diaspora. Karena berbagai makanan asal Indonesia cukup populer di luar negeri dan dapat dikolaborasi dengan selera warga lokal.
“Jadi makanan Indonesia dan makanan lokal di Laos ini memiliki rasa yang hampir sama, dan akan digemari oleh banyak orang. Jadi ini adalah bagian daripada kita mendorong program Indonesia Spice of the World sehingga bisa kita gunakan untuk promosi pariwisata kita,” terangnya.
Indonesia Spice Up the World adalah program unggulan Kemenparekraf yang diluncurkan Presiden pada 2022 di Dubai dan bertujuan untuk mempromosikan kuliner Indonesia.
Baca Juga : Rendang dan Bebek Panggang Menjadi Jamuan Makan Siang Delegasi ATF Tahun Ini
Selain juga untuk meningkatkan jumlah ekspor rempah asal Indonesia ke seluruh dunia dengan target nilai ekspor sebesar 2 miliar dolar AS dan 4.000 restoran Indonesia di mancanegara pada 2024.
Di kesempatan yang sama Grata Endah Werdaningtyas, Duta Besar RI untuk Laos menjabarkan, fakta lain bahwa permintaan produk konsumsi dari Indonesia sehari-hari di Laos lebih besar daripada produksinya. Sementara ada kendala untuk membawa produk-produk Indonesia ke Laos.
Ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk memperkenalkan produknya. “Tantangannya sekarang adalah bagaimana membuka jalur untuk supply demand ini. Ini perlu kolaborasi dan koordinasi yang lebih optimal lagi dengan kementerian atau lembaga lainnya,”pungkas Grata. (*)
- Editor : Fatkhurrohim