WARTAEVENT.com – Jakarta. Penulisan, foto dan video dalam industri pariwisata memiliki porsi yang sama pentingnya. Namun, penulisan pariwisata atau travel writing terbukti paling eksis terlebih dahulu jauh sebelum foto dan video itu ditemukan.
Perjalanan Marcopolo pada abad ke-13 yang merekam keberadaan Jalur Sutra adalah bukti sahih bahwa penulisan telah ada lebih awal. Kemudian cerita perjalanan Kaisar China – Mongol hingga wajah Malaka, terekam lebih dulu oleh penulisan.
Baca Juga : Film Trinity, The Nekad Traveler Promosikan Destinasi Wisata Lampung
Berdirinya kerajaan Jawa, Kakawin Nagarakretagama tulisan Mpu Prapanca pada abad ke-12 tentang catatan perjalanan Prabu Hayam Wuruk ke berabgai daerah kekuasaannya pun alibi kuat jika penulisan lebih awal dikenal daripada foto atau video.
Di era millennial, mungkin kalian tidak asing lagi dengan nama-nama penulis perjalanan sekelah Trinity, Claudia Kaunang, bahkan Agustinus Wibowo. Mereka berkontribusi besar sebagai penulis dan industri pariwisata di tangah masa pandemi Covid-19.
Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengatakan, pandemi Covid-19 memperlihatkan betapa gigihnya masyarakat Indonesia, terutama pelaku ekonomi kreatif untuk berkolaborasi, beradaptasi, dan berinovasi.
Hal ini tentu sesuai dengan gerakan #BanggaBuatanIndonesia. “Saya mendukung penuh berbagai inisiatif yang dapat memajukan dan menguatkan satu sama lain. Dengan terus mengedepankan strategi inovasi dan kolaborasi,” kata Sandiaga, pertengahan April.
Baca Juga : Mowilex Rilis Buku Digital “Balinese Woodcarving: A Heritage to Treasure”
Nah, sebelum memulai menulis perjalanan ada baiknya kita mengetahui siapakah pelopor penulisan pariwisata di Indonesia. Berikut adalah dua pelopor yang karyanya layak disimak oleh para penulis pariwisata dan dijadikan referensi pada momen Hari Buku tanggal 23 April:
Adinegoro
Wartawan legendaris, yang kini namanya dijadikan sebuah ajang penganugerahan karya jurnalistik, ini merupakan pelopor penulisan pariwisata Indonesia era modern.
Baca Juga : Kemenpar Launching Buku Jurnalisme Ramah Pariwisata
Pada majalah Pandji Poestaka dia menulis catatan perjalanan saat melawat ke negeri-negeri Eropa pada 1926. Catatan perjalanan itu lantas dibukukan oleh Balai Pustaka dan diberi judul Melawat ke Barat.
Hok Tanzil
Harris Oto Kamil Tanzil atau lebih akrab disapa HOK Tanzil, layak dijuluki sebagai penulis pariwisata terhebat yang pernah dimiliki bangsa ini karena tulisannya sangat hidup dan detil.
HOK Tanzil sudah menginjakkan kaki di 238 negara dan melintasi perbatasan sebanyak 741 kali. Artikel-artikelnya lantas dibukukan, di antaranya berjudul Catatan Perjalanan Pasifik, Australia, Amerika Latin.
Baca Juga : I Gede Ardika: Bedah Buku Pariwisata Berkelanjutan
Selain mencatat, hal yang patut diingat oleh para penulis perjalanan di era adaptasi kebiasaan baru adalah terus disiplin menerapkan prokotol kesehatan 3M yaitu menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan dengan sabun.
Nah, jangan sampai ketinggalan untuk mendapatkan inspirasi menarik untuk merencanakan perjalanan #DiIndoensiaAja. [*]
- Penulis : Wahyuningsih
- Editor : Fatkhurrohim