Site icon WARTAEVENT.COM

Minimnya Etika di Dunia Menjadi Fenomena Kaburnya Wawasan Kebangsaan

https://www.freepik.com/free-photo/people-with-megaphone-social-media-marketing-icons_3540917.htm

WARTAEVENT.com – Tulungagung. Di tengah masifnya pemakaian teknologi sebagai alat komunikasi kita tentu semakin sering membaca fenomena orang bisa “bicara semaunya” di dunia maya seperti komentar kasar, caci maki, menyudutkan, bahkan SARA. 

Kemudahan berkomunikasi itulah penyebab spontanitas yang keluar begitu saja tanpa pikir panjang. Dunia maya memang telah menjelma menjadi sebuah “dunia baru” yang sangat bebas, tanpa sekat, nyaris tanpa kontrol.

Moch. Latif Faidah, Pegiat Literasi Digital dan juga Tim Komunikasi Publik Relawan TIK Indonesia menjelaskan, penggunaan internet atau media sosial juga harus memiliki etika dan pahami untuk dipelajari kembali.

Baca Juga : Rata-Rata Generasi Muda Kurang Memahami Budaya Digital di Media Sosial

Walaupun semua orang sudah tahu dan mengerti makna keduanya. Hanya, sejauh mana hal tersebut telah dipraktikkan dalam pergaulan yang semakin luas ini. 

“Ada baiknya kita yang aktif di dunia maya mempelajari kembali etikanya. Sehingga dapat membentuk sikap saling menghargai sesama pengguna lainnya. Tidak mudah menyakiti, tidak menyinggung perasaan, serta tidak mengungkit kekurangan orang lain dengan sengaja,” tuturnya dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 pada hari ini Kamis (03/06/2021) di Tulungagung, Jawa Timur.

Lanjut Latif, beberapa kiat menjadi pengguna internet atau media sosial yang sopan seperti waspadai judul provokatif, cek alamat situs, cek kebenaran berita dan caption-nya serta pastikan membaca teliti sebelum berbagi. 

Sementara itu Loina Lalolo Krina Perangin-angin, SGU, MAFINDO, Tular Nalar menerangkan, budaya digital merupakan prasyarat dalam melakukan transformasi digital. Karena penerapan budaya digital lebih kepada mengubah mindset agar dapat beradaptasi dengan perkembangan digital. 

Baca Juga : Bupati Magetan Ini Melacak Calon Menantunya Melalui Rekam Jejak Digital

Orang yang dapat bertahan bukan yang paling kuat atau pintar, tapi yang bisa beradaptasi,” tandasnya. Tantangan yang dihadapi dalam budaya bermedia digital, seperti mengaburnya wawasan kebangsaan.

“Menipisnya kesopanan dan kesantunan, menghilangnya budaya Indonesia, media digital menjadi panggung budaya asing, dominasi nilai dan produk budaya asing, berkurangnya toleransi dan penghargaan pada perbedaan, menghilangnya batas-batas privasi, dan pelanggaran hak cipta dan karya intelektual,” pungkasnya. [*]

Exit mobile version