Ngembarik de Belitong Timur, Gabungkan Pariwisata dan Sejarah Budaya Masyarakat Belitong
Wartaevent.com, Belitung Timur- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Belitung Timur (Beltim) menggelar Festival kebudayaan Ngembarik de Belitong Timur. Festival yang bertemakan “Telusur Budaya Simpang Tige” digelar 22 – 28 April 2019 dan bertempat di Gedung Satu Hati Bangun Negeri, Lapangan Bola Simpang Tiga, serta Gurok Peramban sebagai tempat Lomba Gasing. Event yang baru pertama digelar menampilkan atraksi budaya Maras Taun.
Atraksi ini sebagai wujud pelestarian budaya adat Belitung, sekaligus mempromosikan potensi pariwisata, kuliner dan produk UMKM di Belitung Timur. Maras Taun adalah tradisi tahunan yang diselenggarakan masyarakat yang tinggal di kampung-kampung di Pulau Belitong. Namun yang sekarang digelar, Maras Taun terbesar di Belitung Timur.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Belitung Timur (Disbudpar Babel), Evi Nardi. S.sos mengatakan Maras Taun bagian dari atraksi wisata, merupakan elemen terpenting dalam mengembangkan destinasi wisata di Beltim
” Harus ada sesuatu yang menarik dalam memperkenalkan pariwisata Beltim. Ngembarik de Belitong, ini supaya wisatawan mau datang ke Beltim, salah satu kontennya dengan mengangkat atraksi Maras Taun,” jelas Evi usai memberikan materi seminar, Senin (28/4/2019).
Evi menambahkan bahwa Ngerambik de Belitong Timur menjadi kegiatan pariwisata yang mengangkat tradisi khas daerah. Tidak hanya untuk mempromosikan pariwisata, tapi kita juga mengangkat tradisi adat Belitung kepada khalayak luas.
“Kita ingin menjejaki sejarah kebudayaan Melayu Belitong. Kita juga ingin memanfaatkan budaya lokal sebagai suguhan bagi wisatawan, dan juga ingin mempekenalkan beragam warisan budaya,” jelas Evi.
Evi berharap dengan adanya kegiatan pariwisata ini dapat menjadi daya tarik baru dan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Pulau Belitung, khususnya Belitung Timur.
Baca juga : Belitung Timur Manfaatkan Budidaya Madu Trigona Menjadi Agrowisata
Kegiatan Ngembarik de Belitong Timur diawali dengan Seminar Daerah “Ngangkit Teras Terendam”: Menjajaki Peran Penggawe Adat sebagai Pengawal Budaya. Seminar diisi juga dengan mempromosikan kuliner tradisional khas Beltim. Diantaranya, Liping Gelagau dari singkong yang disajikan dengan daun siput. Liping pisang dari pisang Keling, Teh daun pelawan dan Teh kayu Sepang, salah satu teh rempah dari abad ke 15. Khasiatnya bisa mengobati panas dalam dan tenggorokan sakit.
Kemudian hari kedua diisi dengan Gawai Ngemping, Bedah Buku Warisan Simpang Tige, Jelajah Budaya Simpang Tige, Seria’an Ngupi Kite Ngembarik dan Workshop Kemahiran dan Permainan Tradisional, Gawai Ngelepat Gede, serta acara puncak dengan sajian 1001 Dulang de Maras Taun Sajian Santap Bersama untuk 4004 orang.