Outlook Pariwisata 2026: Pariwisata Hijau Jadi Gaya Hidup Baru Indonesia Lestari
Sementara itu, Business Development Manager Control Union Indonesia, Arief Pamungkas, menyoroti pentingnya sertifikasi pariwisata berkelanjutan. Meski masih bersifat sukarela, sertifikasi ini memberi nilai tambah — dari keunggulan kompetitif hingga akses pasar global.
“Hotel berlabel berkelanjutan mencatat peningkatan pendapatan hingga 12% dibandingkan yang konvensional,” jelasnya, mengutip Global Sustainable Tourism Report 2023. Ia menambahkan, 45% wisatawan kini lebih memilih akomodasi yang peduli lingkungan.
Baca Juga : Kemenpar Tegaskan Target Zero Accident: Keselamatan Wisatawan Jadi Fokus Lintas Sektor
Pada akhirnya, masa depan pariwisata Indonesia bergantung pada sinergi semua pihak — pemerintah, bisnis, masyarakat, dan media. Melalui ITO 2026, Forwaparekraf menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi harus berjalan seiring tanggung jawab sosial dan kelestarian lingkungan.

Seperti kata salah satu peserta, “Pariwisata tak lagi soal datang dan melihat, tapi soal meninggalkan jejak yang baik.” Dan mungkin, di situlah makna sejati dari berwisata — lestari lewat pengalaman, bukan sekadar perjalanan.
Baca Juga : Kemenpar dan Pemprov Jakarta Sepakat Targetkan Jadi Kota Global Ramah Wisatawan
ITO 20026 ini terselenggara atas dukungan Kementerian Pariwisata, Artotel Group, Artotel Harmoni Jakarta, Indofood, Kokola, Tekko, dan InJourney Hospitality. Sinergi lintas sektor inilah yang diharapkan dapat menjadi fondasi bagi ekosistem pariwisata Indonesia yang lebih tangguh, inklusif, dan berkelanjutan ke depan. (*)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Wartamedia Network WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029Vb6hTttLSmbSBkhohb1J Pastikan kalian sudah install aplikasi WhatsApp ya.
- Editor : Fatkhurrohim
- Photo : Forwaparekraf/Ibonk

 
			 
							 
							