Pandemi Covid-19 Mengubah Perilaku Belanja Masyarakat, UMKM Justru Diuntungkan
WARTAEVENT.com, Kabupaten Lumajang – Pandemi Covid-19 mulai melanda Indonesia pada awal Maret 2020, usaha mikro kecil menengah (UMKM) mengalami dampak cukup signifikan. Perubahan perilaku konsumen dengan membatasi interaksi fisik dan mengurangi aktivitas di luar rumah, terbukti dapat memberi peluang lebih besar kepada UMKM beraktivitas dalam ekosistem digital. Sayangnya, hanya segelintir saja UMKM yang masuk ke ekosistem digital.
“Internet harus dapat menyerukan dan meningkatkan produktivitas masyarakat seperti UMKM naik kelas. Sehingga internet bermanfaat keseluruh lapisan masyarakat dan melek akan digital. Saya harap gerakan ini dapat mendorong inisiatif di tempat lain,” harap Joko Widodo Presiden Republik Indonesia, dalam acara webinar Literasi Digital untuk wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, (8/6/2021).
Rizky Ardi Nugroho, entrepreneur, Podcast dan YouTuber menerangkan, alasan usaha harus go digital karena potensi pasar digital Indonesia sangat besar. Karena dengan go online, dapat menjangkau pasar yang sangat luas di seluruh Indonesia. Biaya operasional pun menjadi lebih rendah.
“Selain itu, biaya pemasaran yang fleksibel dan rendah. Dengan go online, Anda dapat mengatur biaya pemasaran berdasarkan kebutuhan. Mulai berbisnis dengan lebih cepat dan meminimalisasi risiko,” terangnya.
Menurut Rizky, serangan pandemi memaksa para pelaku yang belum mengenal digital untuk belajar mengenal dan mulai memasarkan produk secara online. Mereka juga mulai belajar bergabung dalam marketplace seperti Shoppe atau Tokopedia.
“Para pedagang kuliner kecil mulai ramai-ramai bergabung dengan aplikasi penyedia multi layanan seperti Gojek atau Grab demi meraih konsumen yang lebih luas. mau tidak mau pelaku UMKM harus mengikuti tren konsumen yang ingin membeli makanan tanpa harus datang sendiri. Langkah tersebut ternyata mampu menggeliatkan kembali usaha mereka, bahkan sebgaian mampu meningkatkan usaha,” ujarnya.
Dalam memanfaatkan dunia digital, perlu mengetahui budaya digital itu sendiri, Dorien Kartikawangi, Mafindo, Unika Atma Jaya, menjelaskan budaya bermedia digital adalah kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.
Tantangan budaya bermedia digital, seperti mengaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya kesopanan dan kesantunan, menghilangnya budaya Indonesia, media digital menjadi panggung budaya asing, dominasi nilai dan produk budaya asing, berkurangnya toleransi dan penghargaan pada perbedaan, menghilangnya batas-batas privasi, dan pelanggaran hak cipta dan karya intelektual. “Ada baiknya menghadapinya dengan Pancasila & Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan digital,” paparnya.
Selain itu, dampak rendah pemahaman budaya bermedia digital, tidak mampu memahami batasan kebebasan berekspresi dengan perundungan siber, ujaran kebencian, pencemaran nama baik atau provokasi yang mengarah pada segregasi sosial (perpecahan/polarisasi) di ruang digital, tidak mampu membedakan keterbukaan informasi publik dengan pelanggaran privasi di ruang digital, dan tidak mampu membedakan misinformasi, disinformasi dan mal-informasi.
“Untuk itu, dunia digital adalah dunia kita sekarang ini. Mari mengisinya dan menjadikannya sebagai ruang yang berbudaya, tempat kita belajar dan berinteraksi, tempat anak-anak kita bertumbuh kembang, sekaligus tempat di mana kita sebagai bangsa, hadir dengan bermartabat,” ujarnya.
Selain Rizky Ardi Nugroho dan Dorien Kartikawangi, Webinar Literasi Digital Nasional 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi, ini juga menghadirkan pembicara lain seperti Giri Lukmanto (Mafindo) yang membawa tema cakap bermedia sosial, dan juga Septiaji Eko Nugroho (Ketua Presidium Mafindo) dengan tema etis bermedia digital.
Gerakan Literasi Digital Nasional 2021 merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia Kegiatan ini diprakarsai Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemkominfo RI) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada tahun 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.