Travel

Patriot 38 Gelar Edutrip ke 8 Negara Eropa Barat

wartaevent.com – Jakarta. Kawasan Eropa Barat, ternyata memiliki magnit sendiri bagi wisatawan asal Indonesia. Bahkan menempati urutan dan ranking teratas dalam bucket list wisata asal Indonesia dari berbagai kalangan.

Untuk itu, Patriot 38—komunitas Tour Leader (TL) Freelanceterbesar di Indonesia menyelenggarkan kegiatan bertajuk “Patriot 38 West Europe Edutrip” dari hari ini tanggal 11 – 23 Januari 2019 mendatang dengan membawa anggota sebanyak 46 orang berprofesi sebagai TL freelance ke kawasan benua biru, Eropa.

Santoso Jantuna, Ketua Patriot 38 saat menggelar konferensi pers di Jakarta mengatakan, sebanyak 46 orang TL freelance ini diajak menjelajahi, mempelajari sekaligus mengupdate isu terkini dari beberapa destinasi unggulan yang ada di 8 negara di Eropa Barat.

Baca Juga : Tour Leader Harus Mempunyai Signature & Out of The Box

“Ini merupakan kali pertama bagi Patriot 38 menyelenggarakan Edutrip dan ke-8 negara di Eropa Barat, seperti diantaranya, Belanda, Perancis, Belgia, Jerman, Swiss, Austria, ditambah kunjungan ke Italia dan Vatikan, dengan menggunakan jalur darat selama di Eropa,” ungkap Santo Jantuna di Markas Patriot 38, di Kedai Kopi Ropopo, Pecenongan pada hari Jum’at (10/01/2020) di Jakarta.

Santoso kembali menjelaskan, kawasan Eropa Barat menjadi destinasi pilihan para TL freelance oleh karena fakta di lapangan menempati ranking teratas sebagai tempat berlibur bagi kalangan ekonomi berkasta A dan pilihan terfavorite bagi korporasi besar ketika memberikan incentive ke para karyawannya.

Oleh karena menempati segmen pasar tempat berlibur teratas bagi wisatawan asal Indonesia maka Table 38 dan didukung dengan Fun Holiday—sebagai handling agent pun mengambil inisiatif mengadakan event ini agar para membernya kian terasah, piawai, serta mengetahui situasi terkini tentang segala sesuatu terkait profesi mereka.

“Meski mayoritas TL freelance ini sering ke Eropa, namun ada beberapa rute destinasi serta negara yang belum mereka kunjungi. Ini penting untuk mengupdate keahlian serta wawasan mereka,” tambah Santoso.

Baca Juga : TTC Training: Mengulik Sesuatu yang Tabu Menjadi Hal yang Seru

Untuk mengasah wawasan TL freelance, kata Santoso, dalam rute trip ini diharuskan menggunakan jalur darat dengan total jarak tempuh kurang lebih mencapai 3500 KM.

“Infrastruktur transportasi di Eropa sangat bagus dari satu negara ke negara lainnya. Dengan rute darat ini para TL pun akan mengetahui perbedaan geografis antar negara. Ini penting untuk diketahui para TL baik yang pemula maupun senior. Karena alamnya pun sangat bagus untuk dinikmati,” tambahnya.

Sementara itu, Tedjo Iskandar, Tour Leader Freelance Senior Indonesia mengatakan, perkembangan teknologi merubah seluruh tatanan cara orang ketika hendak berlibur. Semua semakin mudah, efisien dan terukur,

“Saat tahun 1994 menjadi TL freelance, seluruhnya manual. Mulai dari pesan tiket pesawat, mengatur urutan kursi pesawat, hingga membeli peta untuk mengetahui lokasi yang akan dikunjungi selanjutnya. Bahkan masih banyak manual guide lainnya yang harus dimiliki. Dan ini menjadi tidak ringkas,” cerita Tedjo yang kini menjadi Founder TTC Travel Mart.

Meski demikian, Tedjo pun berpesan ke para member Table 38, jangan seluruhnya di digitalisasi. Sebab ada beberapa hal meski terkesan kuno, tidak kekinian namun berperan penting.

Baca Juga : Akibat Polemik “Zero Dollar Tour” Jumlah Kunjungan Wisman ke Bali Anjlok 50 Persen

“Cue Card atau catatan tentang poin-poin penting harus tetap dibawa. Ini memang jadul, tapi ini tidak dapat tergantikan oleh digitalisasi. Dari cue card ini kita dapat mencatat hal-hal apa saja yang akan dikerjakan selanjutnya dan apa yang harus dijelaskan ke rombongan wisatawan,” pungkas Tedjo.

Dalam kesempatan tersebut, Tedjo pun menegaskan, jangan sekali-kali tidak disiplin dengan waktu. Sebab imbasnya harus menanggung denda yang jumlahnya tidak sedikit. Eropa sangat disiplin dengan waktu. Disini, sebagai seorang TL harus tegas ke para klien.

“Dan seorang TL pun harus pandai menempatkan diri, kapan harus disiplin dan kapan saat bercanda. Selain itu, seorang TL pun tak ubahnya seorang psikolog. Harus mengetahui beragam karakter kliennya. Yang perlu digaris bawahi pula, perlakukan klien kalian sebaik mungkin hingga mereka senang,” pungkas Tedjo. [*]