Peluang dan Tantangan Mengejar Target Wisman India
Warta Event – Bali. India, salah satu Negara dengan jumlah populasi terbesar di dunia, menjadi target kunjungan wisatawan asing ke Indonesia. Untuk itu, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) pun mematok target yang tinggi untuk wisman dari negara Bollywod ini.
Komang Mahawira, Kepala Bidang Area India, Pemasaran II, Kementerian Pariwisata, dalam Sosialisasi Promosi Pariwisata Pada Media Nasional, tanggal 5-7 September 2018 di Bali, mengatakan, capaian target wisman tahun 2017 lalu sebesar 485.314 wisman ke Indonesia.
Kembali dijelaskan oleh Komang, pada tahun 2018 ini target wisman diproyeksikan untuk naik sebesar 44 persen atau menjadi 700 ribu kunjungan. Pihaknya, berani menaikan target pasar India karena jumlah populasi penduduk yang mencapai 1.3 juta orang.
“Memang ada 800 ribu penduduk dalam kasta miskin, akan tetapi perlu di ingat, ada 500 ribu dengan kasta kaya. Jumlah penduduk yang kaya ini sama halnya dua kali lipat jumlah warga Indonesia,” ungkap Komang.
Selain itu, kata Komang, jumlah outbond dari India cukup besar yaitu 23 juta orang. Alasan ini lah Kemenpar berani mentargetkan tinggi pasar India. “Belum lagi, orang India yang datang ke Bali sebanyak 55 persen, baru setelah itu diikuti oleh China, dan Australia. “Ada kedekatan dan persamaan antara India dan Indonesia, mulai dari sisi kesamaan budaya, dan keyakinan Agama. Terlebih lagi keyakinan orang Bali atas Agama Hindu melebihi orang India,” kata Komang.
Lebih detail lagi Komang mengutarakan, selain Bali, Yogyakarta adalah pilihan favorit para wisman asal India. Sebab, di Yogyakarta atau kawasan Joglosemar (Jogjakarta Solo Semarang) terdapat ikon destinasi yaitu Candi Borobudur dan Prambanan. Candi yang selama ini diyakini sacral bagi umat Hindu dan Budha.
Karakteristik wisman India pun tak luput dalam pantuannya. “Wisman India, memiliki karakteristik yang unik, suka dengan hal yang glamour atau mewah, berbelanjanya pun selalu barang branded, dan pola kunjungannya suka berubah-rubah,” jelas Komang.
Pada sisi lain, Komang pun mengaku, pola kunjungan yang sering berubah-rubah ini selalu terjadi di bulan Juli dan Agustus. Akibatnya, pada bulan tersebut kunjungan dipastikan menurun. Kemudian, dari sisi penerbangan langsung India ke Indonesia masih belum memadai.
“Penerbangan langsung dari India ke Jawa Tengah belum ada. Sementara penerbangan langsung dari India ke Indonesia masih melalui Bali. Dan penerbangan India ke Bali ditambah menjadi tiga kali dalam sepekan,” rinci Komang.
Hal senada pun diakui oleh Rajiv Sing, wisman India asal Kota Mumbai. Saat ditemui di destinasi wisata Tamansari, Yogyakarta, mengatakan, ini pengalaman kali pertama datang ke Indonesia. Ia beserta istri dan dua anaknya datang pada hari Sabtu (08/09/2018) lalu, dan telah mengunjungi destinasi wisata yang ada di Yogyakarta seperti Tamansari, Keraton, Candi Prambanan dan Candi Borobudur.
“Saya fikir, Yogyakarta adalah destinasi menarik setelah Bali. Selama tiga hari mengunjungi Yogyakarta Kami mendapatkan pengalaman menarik disini. Penduduknya sangat ramah, akses informasi antar destinasi pun sangat membantu. Namun saying, belum ada penerbangan langsung dari India ke Yogyakarta,” usai memotret keluarganya di Tamansari, Yogyakarta. [Fatkhurrohim]