Site icon WARTAEVENT.COM

Penemuan Mengejutkan di Dasar Laut Selat Madura: Fosil Homo Erectus dan Jejak Ekosistem Purba

WARTAEVENT.com – Jakarta. Penemuan luar biasa dari dasar Laut Selat Madura mengungkap kehidupan prasejarah yang belum pernah diketahui sebelumnya.

Tim arkeolog internasional berhasil menemukan fosil Homo erectus dan 36 spesies vertebrata lainnya yang diperkirakan berusia sekitar 140.000 tahun. Ini merupakan temuan fosil vertebrata pertama yang ditemukan di dasar laut Indonesia.

Baca Juga : Hong Kong Palace Museum Resmi Dibuka, Victoria Harbour Diterangi oleh “A Symphony of Lights”

Dalam proses pengerukan dasar laut di Selat Madura, para peneliti mengidentifikasi dua fragmen tengkorak Homo erectus.

Penemuan ini memberikan bukti kuat bahwa Homo erectus tidak hanya hidup di Pulau Jawa, seperti yang selama ini diyakini, tetapi juga menyebar hingga ke dataran rendah Sundaland — wilayah yang kini telah tenggelam dan menjadi bagian dari Laut Jawa, Selat Madura, dan Laut Cina Selatan.

Baca Juga : Belanda Kembalikan 288 Objek Budaya ke Indonesia

“Temuan ini menunjukkan bahwa Homo erectus menyebar melalui daratan Sundaland, mengikuti aliran sungai besar yang menyediakan sumber air, makanan, dan tempat tinggal,” ujar Harold Berghuis, arkeolog dari Universitas Leiden, Belanda.

Penemuan tulang kura-kura dengan bekas potongan, serta banyak fragmen tulang sapi, menjadi indikasi bahwa Homo erectus aktif berburu dan memanfaatkan sumsum tulang. Hal ini menunjukkan perilaku yang lebih kompleks daripada yang selama ini diasosiasikan dengan Homo erectus di Jawa.

“Perilaku ini lebih mirip dengan manusia modern awal di Asia. Mungkin saja terjadi kontak budaya atau bahkan pertukaran genetik antara kelompok Homo erectus dan manusia lainnya,” tambah Berghuis.

Sundaland di masa itu menyerupai sabana Afrika, dengan hamparan padang rumput, hutan kecil di sepanjang sungai, dan kekayaan fauna besar seperti gajah, badak, kuda nil Asia, biawak Komodo, dan hiu sungai. Banyak dari spesies ini kini telah punah atau sangat langka.

Baca Juga : Perkuat Ikatan Budaya, Belanda dan Indonesia Hadirkan ‘Program Pertukaran Pengetahuan Museum’

“Mengetahui bahwa semua hewan ini pernah berkembang pesat di Sundaland membantu kita memahami keanekaragaman hayati Asia Tenggara dari perspektif jangka panjang,” jelas Berghuis.

Proyek penelitian ini merupakan kolaborasi antara peneliti dari Universitas Leiden, Indonesia, Australia, Jerman, dan Jepang, dan telah berlangsung selama lima tahun.

Baca Juga : Lawatan Terakhir, Raja dan Ratu Belanda Kunjungi Danau Toba

Hasilnya telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah bergengsi Quaternary Environments and Humans. Fosil-fosil bersejarah tersebut kini disimpan di Museum Geologi Bandung. (*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Wartamedia Network WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029Vb6hTttLSmbSBkhohb1J Pastikan kalian  sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Exit mobile version