Pengalaman Para Diplomat Wajib Dipelajari Pelaku dan Pemerhati Polugri: Kesimpulan Prodi HI Unpad
Mengambil kutipan berbahasa Latin ”Verba volent scripta manent“ (spoken words fly away, written words remain) atau terucap mudah lenyap, tercatat pasti melekat, Darmasjah Djumala, menambahkan bahwa sejak masih dalam pendidikan diplomat tahun 1984 terdapat keinginan dari para diplomat satu angkatan untuk menuangkan pemikiran, asa dan cita dalam bentuk tulisan dan berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan publik.
Dalam rentang waktu 40 tahun ini menurut Djumala telah terbangun sinergi dengan akademisi untuk pengembangan ilmu (food for thought). ”UNPAD termasuk salah satu perguruan tinggi yang sering disambangi karena feedback dan analisanya yang tajam dan up to date.
Baca Juga : Survey Nasional REACT Mengungkap Dualitas Peran Agama Atas Isu Lingkungan
Pembicara berikutnya Bagas Hapsoro (mantan Dubes RI untuk Swedia) menambahkan bahwa berbeda dari tiga buku sebelumnya yang lebih menekankan tulisan-tulisan bersifat analisis, buku ke-4 ini lebih memberi bobot pada aspek human interests yang didasarkan pada pengalaman masing-masing Penulis. Dengan adanya tulisan ini diharapkan para pembaca, khususnya peminat hubungan internasional dapat memetik pelajaran yang berharga.
Tulisan Arzaf Firman (Konjen RI di Dubai 2014-2017) berjudul ”Warga Sekolah Dinas Luar Negeri Angkatan X” mengawali rangkaian tulisan dalam buku ini. Dalam tulisan itu, digambarkan suka duka siswa Sekolah Dinas Luar Negeri pada 1984–1985. Selama mengikuti pendidikan, yang dipelajari bukan saja pengetahuan tentang dunia diplomasi, melainkan juga kegiatan olahraga, dan olah seni-budaya seperti tari dan paduan suara.
Timur Tengah: Masalah Penjajahan
Beberapa mahasiswa juga meminta pandangan tentang solusi masalah Timur Tengah yang dikaitkan dengan isu HAM. Ditanggapi oleh Darmansjah Djumala, bahwa masalah Timur Tengah pertama-tama harus dilihat dari core issue, yakni penjajahan.
Sejak negara Israel berdiri, hak Palestina telah dirampas. Bertambahnya pemukiman Israel, hilangnya hak atas air serta kebebasan bergerak Palestina dan hak kembali Palestina belum pernah dipecahkan secara menyeluruh.
Baca Juga : Peringati 75 Tahun Hubungan Diplomatik, AS dan Indonesia Promosikan Kebudayaan Bersama
Menurut Djumala situasi yang dihadapi Palestina ini jelas bertentangan dengan Pembukaan UUD 1945, khususnya Alinea 1 yang menyatakan bahwa kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Topik lainnya yang menjadi perhatian mahasiswa adalah tentang peranan perempuan dalam pembangunan, dan kerjasama ekonomi regional dengan kawasan lainnya.
Peningkatan Peranan Perempuan
Diskusi menjadi semakin menarik terkait dengan peningkatan peran diplomat perempuan selama satu dasawarsa terakhir. Tentang keterwakilan perempuan sebagai diplomat disampaikan oleh Bagas selama 10 tahun terakhir terjadi peningkatan.
Kepemimpinan Menlu Retno (2014-2024) – sebagai perempuan – dalam posisi strategis di bidang politik luar negeri ini tentu menunjukkan adanya progres atas keterwakilan perempuan sebagai bagian dari strategi pengarusutamaan gender.