News

Peran Literasi Digital Mengubah Budaya Konsumtif Menjadi Produktif

WARTAEVENT.COM, Kab. Tulungagung – Pada tahun 2020, populasi generasi milenial di Indonesia sebanyak 34 persen dan akan terus mendominasi hingga 2035. Perilaku millenial di Indonesia salah satunya kecanduan internet. Dengan itu, millenial di Indonesia mengonsumsi internet di lebih dari 7 jam perhari. Kemudian, tingkat loyalitas pada generasi milenial juga sangat rendah.

Secara keseluruhan, penggunaan internet di Indonesia pun tinggi, rata-rata pengguna menghabiskan waktu 3 jam lebih hanya pada media sosial. Peran literasi digital harus mengubah masyarakat dari budaya konsumtif menjadi budaya produktif.  Dengan itu, literasi digital diperlukan agar masyarkatnya memiliki kecakapan digital dan dapat bersaing dengan negara lain di dunia. Jangan sampai teknologi sudah maju, tetapi penggunanya belum maju.

“Maka dari itu, sebagai generasi milenial harus berpacu aktif untuk meningkatkan soft skills dan hardskills kita dalam bidang teknologi,” ujar Muhamad Imron Rosadi, RTIK Kab. Pasuruan, saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (21/7/2021).

Manfaat literasi digital sendiri dapat menghemat waktu, menghemat biaya, belajar lebih cepat dan efektif, dapat memperluas jaringan hanya melalui internet, memperoleh informasi dengan cepat, memperkaya keterampilan, ramah lingkungan, dan membuat keputusan yang lebih baik.

Imron memaparkan, berdasarkan hasil survei Katadata terkait indeks literasi digital di Indonesia berada pada angka 3,4 dari skala 1 sampai 4. Hal ini memperlihatkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia berada pada taraf sedang. Dalam menghadapi perkembangan teknologi, literasi digital merupakan kunci dan fondasi utama. Adanya pandemi juga mendorong implementasi literasi digital semakin cepat di masyarakat.

“Siswa, orang tua, dan guru merupakan segitiga emas yang harus beradaptasi dalam pembelajaran jarak jauh.  Ketiganya harus berpartisipasi aktif,” tambahnya.

Selain pada bidang pendidikan, kemajuan teknologi juga memudahkan kita dalam berbelanja online. Namun, belanja online menyebabkan beberapa masyarakat menjadi konsumtif hingga melupakan pentingnya menabung. Menabung menjadi cara menghindari sifat konsumtif sekaligus melatih diri dalam membuat keputusan antara keinginan dan kebutuhan. Menabung juga dapat menjadi investasi masa depan.

Imron juga mengatakan, dalam berinternet kita harus cerdas dan beretika. Jangan sampai kita melakukan perbuatan melanggar kesusilaan, perjudian, penghinaan, pencemaran nama baik, pemerasan, pengancaman, dan penyebaran hoaks yang merugikan pengguna lain di media online.

Sebagai warga negara digital, masyarakat juga harus mengalami pemenuhan hak-hak digital, yaitu hak untuk mengakses, hak untuk berekspresi, dan hak untuk merasa aman.

Media sosial dapat dijadikan sebagai sarana toleransi. Karena, penggunanya memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Kemudian, dalam menghadapi perbedaan di media sosial, kita dapat mendorong sikap untuk menjaga keharmonisan. Media sosial juga patut digunakan sebagai media demokrasi, partisipasinya berupa politik, sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, dan hukum. Jangan sampai media sosial meruntuhkan demokrasi yang telah ada.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (21/7/2021) ini juga menghadirkan pembicara Queena Fredlina (Relawan TIK Bali, Dosen STIMIK Bali), Selamet (Ketua Bidang Program dan Aplikasi Informatika (APTIKA) RTIK), Rita Gani (MAFINDO, Japelidi, dan FIKOM Unisba), dan Putri Yulianti sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *