
WARTAEVENT.com – Balikpapan. Setiap aktivitas di internet atau ruang digital selalu meninggalkan jejak digital, baik itu yang disengaja maupun yang tidak. Jejak digital mengandung dua sisi, yakni negatif dan positif. Oleh karena itu, menjaga rekam jejak yang positif penting demi reputasi, termasuk demi keamanan pribadi.
Hal tersebut menjadi perbincangan dalam webinar yang bertema “Jangan Menyesal, Jaga Jejak Digital”, Selasa (25/10), di Balikpapan, Kalimantan Timur, yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.
Baca Juga : Berikut Ragam Kejahatan Internet dan Cara Mengantisipasinya
Webinar ini menghadirkan narasumber, yaitu Relawan Mafindo Safira Azmy Rifzikka; CEO Ate Fulawan Production Bayu Satria; dan dosen Kewirausahaan STT Nurul Fikri Depok Wulan Fitriani.
Safira Azmy mengingatkan pentingnya menjaga rekam jejak digital. Pasalnya, jejak digital membentuk dan mengabadikan gambaran tentang siapa kita di dunia digital, yang bisa jadi lebih detail dari yang kita bayangkan.
Baca Juga : Abaikan Perlindungan Data Pribadi, Ini Ancaman Potensi Kejahatan Siber
Ragam bentuk jejak digital, terdiri dari jejak aktif dan jejak pasif. Jejak digital aktif adalah data yang sengaja kita kirimkan ke internet atau dalam platform digital. Contohnya seperti mengirim e-mail, mengirim unggahan di media sosial, dan seterusnya.
Sementara jejak digital pasif adalah data yang kita tinggalkan saat berselancar tanpa disadari. “Contoh jejak digital pasif adalah mencari tahu profil pelanggan, target iklan, dan lain sebagainya,” ujarnya.
Sementara itu, Bayu Satria mengingatkan agar setiap individu berhati-hati mengirim unggahan di media sosial. Dibutuhkan tata krama digital disebabkan dari banyaknya pribadi yang beraktivitas di dunia digital memiliki latar belakang berbeda-beda, baik itu budaya, adat istiadat, maupun pendidikan.
“Internet adalah anugerah, namun bisa menjadi bencana tatkala teknologi hanya bisa mengendalikan kita, manusia, tanpa jiwa-jiwa yang beretika,” katanya.
Baca Juga : Begini Cara Aman dan Nyaman Berinteraksi Sosial di Internet
Agar aman saat beraktivitas di dunia digital, Wulan Fitriani menyarankan menjaga data pribadi dengan tidak membagikan kepada siapapun, termasuk di media sosial. Lalu, sebaiknya tidak merespons panggilan telepon atau pesan yang berujung meminta data pribadi, maupun PIN dan kata sandi.
Selalu waspada agar tak sembarangan meng-klik tautan mencurigakan. “Selain itu, agar akun pribadi di media sosial, e-mail, maupun perangkat digital yang digunakan, terapkan kata sandi yang kuat berupa kombinasi angka dan huruf. Jangan menggunakan kata sandi yang sama untuk semua akun dan rajinlah mengganti kata sandi secara berkala,” ucap Wulan.
Baca Juga : Ragam Profesi Digital Ini Membutuhkan Kecakapan Digital
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.
Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0. [*]
- Editor : Fatkhurrohim