Pikir Dahulu Sebelum Curhat di Media Sosial
WARTAEVENT.COM, Kab. Lumajang – Curhat di media sosial mungkin membuat sebagian besar orang merasa lega dan puas, apalagi bila curhatan disambut dengan “like” atau komentar yang mendukung. Namun, hati-hati. Tanpa kamu sadari hal itu bisa memberikan dampak buruk bagi kehidupan sosialmu, lho.
Kini, media sosial seakan tidak terpisah dari aktivitas sehari-hari banyak orang. Banyak yang merasa mengungkapkan rasa kesal, marah, atau sedih melalui sosial media dapat melegakan hati mereka.
“Akan tetapi, sebenarnya ada banyak konsekuensi dari tindakan tersebut,” kata Stefany Anggriani, Profesional Make Up Artist & Makeup Influencer, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (14/9/2021).
Ia menjelaskan, curhat dengan sahabat bisa berdampak baik untukmu. Tapi curhat di media sosial yang berlebihan sering kali tidak menyelesaikan masalah, melainkan justru bisa menyebabkan kecemasan dan kecanduan gadget.
Ini beberapa dampak negatif dari penggunaan media sosial yang berlebihan untuk curhat, seperti:
- Emosi yang semakin terpendam
Memang, beberapa orang yang curhat atau mengungkapkan perasaan negatif di media sosial bisa merasa lebih lega. Namun, perasaan lega dan tenang ini kebanyakan hanya berlangsung dalam jangka pendek. Orang-orang yang terbiasa mengungkapkan kemarahannya di media sosial cenderung tidak menyelesaikan masalahnya dengan tuntas. Hal ini menyebabkan perasaan marahnya akan tersisa dan menumpuk, sehingga ia justru lebih sering mengekspresikan kemarahannya di dunia nyata dengan cara negatif.
- Kehilangan pertemanan
Ada orang yang sering curhat di media sosial tentang hal-hal di sekitarnya, termasuk tentang pekerjaan atau lingkungan terdekatnya. Mereka kadang tidak sadar unggahan ini juga dapat dibaca orang di kantor dan bahkan mungkin menyinggung seseorang. Studi menemukan banyak orang yang kehilangan pertemanan karena unggahan mereka di media sosial. Bahkan, tak sedikit juga yang dilaporkan ke atasan di kantor dan dinilai tidak profesional.
- Emosi yang diekspresikan bisa menular dan berdampak negatif
Kenyataannya, unggahan bernada marah lebih sering dibagikan ulang daripada unggahan tentang kegembiraan. Inilah yang membuat emosi kemarahan lebih cepat viral. Peneliti menemukan bahwa emosi negatif seseorang bisa muncul dari status bernada negatif yang diunggah orang lain di media sosial.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (14/9/2021) juga menghadirkan pembicara Lilik Yulianah (TPP Kemendesa Tulungagung & Ketua Relawan TIK Tulungagung), dan Reza Haryo (Group CFO Floaton Bahari Indonesia).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.