Plus Minus Metode Pembelajaran Jarak Jauh Saat Pandemi
WARTAEVENT.com – Ngawi. Pembelajaran jarak jauh di tengah pandemi Covid-19 memiliki sejumlah tantangan dan peluang. Tantangan tersebut bisa soal komunikasinya, bagaimana metodenya, dan interaksinya. Juga soal dukungan dari orang tua dan siswa serta budayanya seperti tata cara, nilai dan aturan yang diterapkan.
Stebby Julionatan, Ketua GPMB & Founder Komunlis, menjelaskan, tantangan pembelajaran jarak jauh juga bisa terkait kesehatan, yakni soal kondisi mata, telinga, dan punggung yang terlalu lama menatap layar perangkat digital.
“Tantangan lain juga soal aktivitas, karena siswa jadi banyak duduk dan kurang gerak. Secara emosi juga kadang muncul stres, malu, kangen teman atau guru serta dari faktor keamanan tantangannya data pribadi bisa bocor,” tegas Stebby, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Kamis (30/9/2021).
Menurutnya, adapun soal peluang pembelajaran jarak jauh di tengah pandemi Covid-19, juga tak kalah banyak dengan tantangannya.
“Dari aspek kesehatan, pembelajaran jarak jauh di tengah pandemi Covid-19 ini meminimalisir risiko tertular virus. Selain itu, secara waktu juga mendorong pembelajaran bisa berlangsung secara on time, atau tidak molor,” katanya.
Selain itu, pembelajaran jarak jauh juga mendorong materi-materi yang dibuat bisa lebih beragam dan memacu kreativitas dan tugas yang diberikan. Sedangkan dari sisi peserta, peluang yang bisa diperoleh juga bisa lebih banyak, karena dari berbagai tempat bisa mengikuti pembelajaran tersebut.
“Konsentrasi peserta dalam pembelajaran jarak jauh bisa cenderung lebih fokus dan siswa dalam proses belajar juga lebih mandiri,” ujarnya.
Ia menambahkan, dalam pembelajaran jarak jauh konsentrasi siswa dapat lebih fokus, karena mungkin hanya melihat layar dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Namun, ada yang perlu diwaspadai dari interaksi digital terutama dengan pembelajaran jarak jauh ini. Yakni, bagaimana bisa membatasi agar informasi pribadi jangan tersebar.
“Baik alamat rumah hingga data diri siswa. Jadi, tetap saring sebelum sharing, karena rekam jejak digital anak itu juga penting, dan kenali ancaman keselamatan anak yang biasanya terkait dengan perundungan, penipuan dan juga kekerasan,” jelasnya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Kamis (30/9/2021) juga menghadirkan pembicara, Fetty Kurniawati (Pendamping Sosial Kemensos RI & Dosen Luar Biasa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Madiun), Rahmat Ika Pakih (Owner Anita Souvenir), Aryo Hendarto (Founder Sajiwa & Caritempat.id), dan Anjani Adyalaksmini (CMO at PT. Laksmindo Bahtera) sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional untuk Indonesia #MakinCakapDigital ini berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills). Dan melibatkan 110 lembaga juga komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.
Kegiatan yang diadakan di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten ini dilaksanakan secara virtual berbasis webinar. Dengan menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Dengan maksud dan tujuan utamanya membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (*)