Categories: News

Pornografi dan Pelecehan Seksual, Bahaya Yang Selalu Mengintai Di Ruang Digital

WARTAEVENT.com – Bangkalan. Kemajuan teknologi digital membuat masyarakat semakin mudah mendapatkan informasi secara online dan real time. Sayangnya, hal ini dibarengi dengan dampak negatif. Salah satunya adalah bahaya pornografi.

Daniel RB, Clinical Psychologist Hypnotherapist mengatakan, kemudahan anak dalam mengakses konten yang berbau pornografi memberikan efek buruk pada perkembangannya.

“Pornografi dapat memberi dampak langsung pada perkembangan otak anak dan remaja. Hal ini bisa menyebabkan kerusakan otak permanen bila tidak segera diatasi,” ungkap Daniel, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Kamis (2/9/2021).

Ia melanjutkan, untuk menghindari hal tersebut, diperlukan etika digital individu (netiket) saat berselancar di dunia maya. Etika digital adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital atau netiquet dalam kehidupan sehari-hari. Adapun untuk menggunakan media digital.

“Urgensi netiket, yakni kita semua manusia bahkan sekalipun saat berada di dunia digital. Untuk itu, ikutilah aturan seperti dalam kehidupan nyata,” paparnya.

Ia mencontohkan konten pornografi menjadi sesuatu yang paling banyak dicari di internet mengalahkan game dan olahraga. Bahkan, Indonesia menjadi pengakses situs porno terbesar ketiga di dunia.

“Pornografi sering diartikan dengan berbagai perspektif. Akan tetapi, definisi yang banyak disepakati ialah materi di media tertentu yang dapat dan ditujukan untuk membangkitkan hasrat seksual khalayak untuk mengekploitasi seks. Sering dikatakan pornografi terkait cara pikir atau konstruksi seseorang. Ada yang mengkonstruksi sebagai seni, namun tidak sedikit yang menafsirkannya materi seksualitas,” ujarnya.

Ia mengatakan, hal yang harus dilakukan buat melindungi dari pornografi adalah membangun pondasi agama yang kuat, edukasi seks, atau kurikulum tentang anti pornografi. “Selain itu, kita juga bisa blokir dengan kegiatan positif dan sinergi yang harmonis dengan pihak terkait,” imbuhnya.

Berdasarkan data literasidigital.id, sebanyak 90% anak terpapar pornografi dari internet saat berusia 11 tahun. Tidak hanya itu, sebanyak 299.602 internet protokol Indonesia juga memuat konten pornografi melalui media sosial.

“Terdapat 1.022 anak yang menjadi korban pornografi online sepanjang 2011-2014. Setiap hari, setidaknya ada 25.000 aktivitas pornografi anak di internet. Pelecehan ini bisa dimulai dari hal yang sederhana, misalnya berkenalan melalui media digital,” jelasnya.

Ia menjelaskan, perhatian dan kasih sayang orang tua juga merupakan hal penting untuk menghindari terjadinya hal tersebut. “Berikan perhatian dan kasih sayang ke anak. Dampingi anak saat mengakses internet dan beri anak pemahaman tentang internet sehat,” ungkapnya.

Ia menambahkan, adapun untuk memberikan edukasi seks kepada anak dalam bentuk konten dan informasi, orang tua perlu memberikan pemahaman lebih lanjut kepada anaknya.

“Orang tua harus memberi pemahaman terbaik mengenai apa yang harus dilakukan di usia mereka. Selain itu, orang tua juga perlu untuk memilah mana yang baik dikonsumsi anak atau tidak,” tuturnya.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Kamis (2/9/2021) juga menghadirkan pembicara Ade Wicaksono (Co-Founder & CMO T-Rec Indonesia), Ach. Dafid (Dosen Produktif UNIBA Madura), Anggia Zainur Rahmah (Tim Pengembang Media Digital Edukasi Ekonomi Islam), dan Rinanti Adya Putri (Operations Executive at ZALORA Group) sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional untuk Indonesia #MakinCakapDigital ini berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills). Dan melibatkan 110 lembaga juga komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.

Kegiatan yang diadakan di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten ini dilaksanakan secara virtual berbasis webinar. Dengan menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Dengan maksud dan tujuan utamanya membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (*)

Oeday Abdullah

Leave a Comment

Recent Posts

Swiss-Belresort Dago Hadirkan Liburan Akhir Tahun Spektakuler

WARTAEVENT.com – Bandung. Menjelang pergantian tahun, Swiss-Belresort Dago Heritage Bandung kembali meramaikan musim liburan dengan konsep megah bertajuk “7 Wonders… Read More

2 minutes ago

Rooftop 90’s Party: Malam Tahun Baru Penuh Nostalgia Bersinar

WARTAEVENT.com – Jakarta. Ingin menutup 2025 dengan sentuhan nostalgia yang hangat dan penuh warna? Aston Kemayoran City Hotel menyuguhkan pesta… Read More

2 hours ago

Aksi Cepat Starbucks Bali Setelah Banjir Terjang Tiga Kabupaten

WARTAEVENT.com – Bali. Hujan tanpa henti yang mengguyur Bali pada September 2025 menyebabkan banjir besar di Badung, Denpasar, dan Gianyar.… Read More

1 day ago

ARTOTEL Group Raih Sertifikasi GSTC, Tonggak Baru Pariwisata Berkelanjutan

WARTAEVENT.com – Jakarta. ARTOTEL Group menorehkan pencapaian besar dalam industri perhotelan Indonesia dengan menjadi operator hotel lokal pertama yang berhasil… Read More

1 day ago

Kembali Terpilih Menjadi Ketum STFC, Andrianto Soedjarwo Ingin Perkuat Kolaborasi dan  Ekosistem Bisnis

WARTAEVENT.com – Jakarta. Usai menyisihkan dua kandidat calon ketua umum; Andik Widyarianto dan Adrian Dwitomo, akhirnya Adrianto Soedjarwo menang dalam… Read More

2 days ago

Seaside Festive Symphony: Orkestra, Jazz, Warisan Budaya Bertemu di Malam Tahun Baru

WARTAEVENT.com – Jakarta. Jika Anda membayangkan pergantian tahun yang elegan, penuh musik dan rasa, InJourney Hospitality menyiapkan jawaban: Seaside Festive… Read More

3 days ago