Produk Kreatif Barongsai dan Liong Milik Lili Hambali Mulai Bergerak
Wartaevent.com, Bogor – Kota Bogor selain dikenal kaya akan potensi wisata kulinernya, juga memiliki potensi ekonomi kreatif yang siap mendunia.
Seperti pembuatan topeng Barongsai dan Naga (Liong) milik Lili Hambali (40). Sayangnya, usaha miliknya ini sama sekali belum tersentuh program pemerintah dan swasta.
Disaat bencana Covid-19 pada 2020 mewabah, usaha produksi Liong dan Barongsai ini pun tumbang. Cerita Lili Hambali, sama sekali tidak ada pesanan alias nol order. Ia pun beralih ke usaha mainan anak anak dengan membuat miniatur truck.
Di tahun 2022 ini, usaha Lili Hambali mulai bergerak, ia dibantu 5 karyawannya memproduksi Barongsai dan Liong. Dibutuhkan waktu seminggu buat mengerjakan satu unit barongsai dan liong. Seperangkat Barongsai dijual dengan harga Rp6 juta hingga Rp8 juta.
Lili Hambali menjelaskan dalam membuat barongsai dan liong 70% bahan baku barongsai masih diimpor dari China.
“Sebanyak 70% bahan baku berupa bulu domba dan kelinci masih diimpor dari China termasuk untuk bagian matanya sedangkan untuk kerangka menggunakan bahan dari Indonesia yakni rotan yang didapati dari Kalimantan,” ucapnya saat ditemui rombongan MAPNUS di workshopnya, Gang Angbun No. 2, Jalan Roda, Kota Bogor, Jawa Barat, pada 21/02/2022.
Pada imlek tahun ini, Lili Hambali memproduksi 20 barongsai. Bahkan, produksinya tidak hanya memenuhi pasar dalam negeri saja, tetapi juga diekspor ke Australia, Arab Saudi, hingga daratan Eropa seperti Jerman
“Kami pernah mengirim barongsai ke daerah-daerah di Indonesia, mulai dari Sabang hingga Manokwari. Permintaan paling banyak dari Bandung, Bali dan Riau. Beberapa tahun belakangan ini, kami ekspor barongsai ke Australia, tahun lalu ke Arab Saudi dan Jerman,” ujarnya.
Untuk kualitas, barongsai dan liong yang diproduksi Lili Hambali tak perlu diragukan lagi. Hal ini diakui Aang Wiguna (20). Remaja yang satu ini bersama dengan teman-temannya datang dari Karawang ke Bogor untuk memesan barongsai.
“Saya dan teman-teman pesan barongsai di sini karena kualitasnya bagus,” ujarnya.
Apa yang dilakoni oleh Lili Hambali, hingga saat ini belum diperhatikan pemerintah, bahkan belum memperoleh bantuan dari pemerintah.
“Bantuan dari Pemda belum ada, termasuk bantuan untuk UMKM. Untungnya, saya banyak teman. Jadi kalau kesulitan dana, saya pinjam dari mereka,” tutur Lili Hambali.
Melihat hal itu, MAPNUS ( Media, Asosiasi, Akademisi, Praktisi Pariwisata Nusantara) Organisasi yang bergerak di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif mencermati bahwa potensi tersebut selayaknya diketahui pemerintah.
Sehingga, sentuhan pemerintah pun bisa dirasakan para UMKM kecil yang selama ini menjadi pilar tumbuhnya perekonomian nasional.
MAPNUS berkolaborasi dengan BNI 46 menangani kendala yang dialami Lili Hambali dengan mensosialisasikan program BNI KUR (Kredit Usaha Rakyat).
KUR merupakan kredit bersubsidi dari pemerintah dengan bunga 6% per tahun. Bagi yang ingin mengajukan KUR dapat mengakses https://eform.bni.co.id/BNI_eForm/kurOption.
Untuk diketahui selama tahun 2021 kredit BNI tumbuh sebesar 5,3 persen, penyalurkan kredit di sektor Business Banking penyaluran terutama pembiayaan ke segmen Korporasi Swasta yang tumbuh 7,6% yoy menjadi Rp 180,4 triliun; segmen Large Commercial yang tumbuh 10,4% yoy menjadi Rp 40,9 triliun; segmen kecil juga tumbuh 12,9% yoy dengan nilai kredit Rp 95,8 triliun.
Secara keseluruhan kredit di sektor Business Banking tumbuh 4,5% yang menjadi Rp 482,4 triliun.
Sementara di sektor Consumer, kredit terbesar yang tumbuh adalah kredit payroll, yaitu naik 18,3% yoy menjadi Rp 35,8 triliun; kemudian kredit kepemilikan rumah (mortgage) tumbuh 7,7% yoy menjadi Rp 49,6 triliun. Secara keseluruhan kredit consumer tumbuh 10,1% yoy menjadi Rp 99 triliun.