Pulau Baeer, Keindahan Tanpa Batas
Warta Event – Tual. ALIRAN darah langsung merangsek ke nadi. Manakala speedboat yang kita naiki selama 1.5 jam perjalanan dari Pelabuhan Dullah, Kota Tual, Kabupaten Maluku Tenggara mendarat di dermaga Pulau Baeer (baca:Bair), di Kepulauan Kei Besar.
Speechless, mungkin kata yang tepat untuk mengilustrasikan kala mata menyapu keindahan Pulau Baeer. Gugusan pulau kecil dari 118 pulau yang masih masuk dalam wilayah administratif Kota Tual ini begitu mempesona. Pulau Baeer terlihat membujur, mulus, tanpa cela sedikit pun.
Mulanya, keelokan pulau Baeer belum banyak diketahui oleh banyak traveler. Sesuai namanya Baeer, yang dalam bahasa setempat dapat diartikan “tidak kelihatan”. Hanya dianggap pulau kosong, dan tidak memiliki daya pikat bagi wisatawan.
Namun, mulai tahun 20015, pesona dan daya pikat pulau Baeer pun mencuat ke traveler mancanegara maupun nusantara. “Ada beberapa dokter pegawai tidak tetap (PTT) yang membentuk komunitas dokter pecinta diving dan lahirlah Kei Dive Club (KDC),” ungkap Budi Toffi, Kepala Bagian Promosi Pariwisata Kabupaten Maluku Tenggara.
Budi pun menyebutkan, hasil jepretan kamera para dokter PTT dari KDC ini lah yang membuat Pulau Baeer jadi viral. “Foto-foto dari komunitas KDC mereka unggah melalui akun sosial media Instagram lantas menyebar ke Kabupaten dan Kota hingga menjadi viral dikalangan traveler,” tambah Budi.
Setelah viral di sosial media, pulau Baeer pun mempercantik diri demi memberi kenyamanan bagi wisatawan. Agar terlihat rapih, sekarang di pulau Baeer sudah mempunyai dermaga untuk menyandarkan perahu dan speedboat para wisatawan.
Jika melihat air lautnya yang jernih dan sejuk, sudah dapat dipastikan mengundang hasrat para traveler untuk bersekutu langsung dengan alam yang ada disitu. Snorkeling, diving, dan berenang memang menjadi menu utama ketika traveler menjamah di Pulau Baeer.
Bagi traveler yang cukup mempunyai nyali dan merasakan sensasi serta ingin meninggalkan kesan yang tak terlupakan, cobalah berenang dengan cara menceburkan diri ke laut dari salah satu tebing yang ada di pulau Baeer.
Tinggi tebing karang antara 15-20 meter dari permukaan laut. Cukup menantang dan menguras adrenalin untuk sampai ke dasar laut. Jika membutuhkan mentor untuk terjun dari tebing pulau, tour guide anda pasti siap mengajari dengan senang hati.
“Tebing ini tingginya antara 15-20 meter. Kemudian, saat kakak akan meluncur ke bawah, kaki dan tangan kakak harus lurus sejajar. Dan yang paling penting jangan panik. Bayangkan saja kakak sedang ikut lomba renang gaya loncat indah,” terang Ass Faudngil, seorang ABK kapal dan menjadi guide saat di Pukau Baeer.
Aktivitas lain yang dapat dilakukan saat di pulau Baeer adalah melihat pohon anggrek bulan, anggrek putih dan ungu. Bunga anggrek ini terlihatbegitu segar dan memancarkan warna yang indah kala tetap menempel di tebing karang.
Akses menuju pulau Baeer terbilang cukup mudah. Cuma memang harus merogoh kocek yang cukup lumayan dan dibutuhkan sedikit keberanian untuk naik speedboat selama 1.5 jam. Tapi, setelah sampai di tujuan, terbayar sudah segala pengorbanan tersebut.
Jika dari Jakarta, ke Kepulauan Kei dapat ditempuh dengan pesawat. Bisa mlaku Jakarta – Makassar, kmudian dilanjut Makassar – Langgur, atau Jakarta – Ambon, lalu Ambon – Langgur. Pesawat yang menempuh rute tersebut baru Garuda dan Sriwijaya. Harga mulai Rp1.7 juta hingga Rp2 juta per orang. Jarak tempuhnya antara 6-8 jam.
Sesampainya di Bandara Karel Sadsuitubun, Langgur, Anda dapat langsung menuju ke Pelabuhan Dullah di Kota Tual dengan menggunakan rental mobil. Dari Dermaga ke Pulau Baeer dapat naik speedboat atau kapal watdek dengan biaya Rp700 rb.
Dengan biaya kapal laut tersebut, traveler dapat mengakses beberapa pulau lain seperti Ngurtavur dengan karakter pukau pasir putih yang lembut dan memanjang, kemudian Pulau Adranan. Dan waktu terbaik untuk berkunjung ke destinasi ini di saat musim angin timur, yakni bulan April, Oktober dan November. [Fatkhurrohim]