Travel

Puncak B29 “Singgasana” Keindahan Para Dewata

Warta Event – Lumajang. Bagi kalangan smart traveler maupun backpacker pasti mafhum dengan puncak B29 yang merupakan bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Tidak hanya perjalanannya yang seru untuk mencapai puncak tersebut. Alam sekitarnya pun cukup “merayu” untuk kembali lagi ke situ.

Budi, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) B29 Argosari Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengatakan, B29 atau oleh masyarakat setempat dinamakan B-Songolikur adalah bukit yang berada di ketinggian 2.900 mdpl.

Di masyarakat Tengger Argosari sendiri meyakini jika B29 bermula dari 25 anak Joko Seger dengan Roro Anteng ditambah lagi 4 tuujuan hidup yakni menuntut ilmu pengetahuan, kesejahteraan, biksuka—menjauh dengan duniawi dan terakhir adala Mukso—menuju ketingkatan hidup yang kekal.

B29 pun memiliki nama lain yakni kutugan—dua tugu yang diyakini memiliki petuah. Siapa pun yang berucap dengan setulus hati dapat terkabulkan. “Pada Jum’at Legi, masyarakat Tengger berucap mohon hasil buminya melimpah, rata-rata permohonan tersebut terwujud,” ungkap Budi.

B29 (2)

Terlepas dari cerita nyata tersebut, puncak B29 adalah tak ubahnya ‘Singgasana’ keindahan para dewata. Satu titik sudut pandang bagaimana wisatawan yang sampai kesana dapat menikmati keindahan beberapa gunung dengan sempurna.

Bagaimana wisatawan tidak dibuat berdecak kagum, jumawanya Gunung Mahameru selaksa memantau kawanan koleganya seperti Gunung Bromo, Argopuro, Raung dan Lemongan yang ada di sekelilingnya.

“Bagi saya, mungkin ini adalah puncak keindahan alam yang sempurna. Wisatawan seperti kami dibuat mudah untuk sampai ke puncak dengan deru sepeda motor, dapat menikmati keindahan gunung yang melegenda hanya dari satu titik,” ungkap Stella, salah satu wisatawan asal Surabaya dengan logat khas Jawa Timur.

Berjajarnya beberapa Gunung dengan nama besar yang dan disegani oleh para pendaki ini hanya salah satu keindahan yang dapat dieksplor dengan mata telanjang. Dari puncak B29 ini pula para wisatawan kembali dibuat terpaku akan fenomena “awan tumpah” menyelimuti gunung tersebut.

B29 (3)

Takdir pun seakan bertasbih. Jika wisatawan dating di saat bulan, hari, serta cuaca yang tepat akan mendapati fenomena matahari muncul atau sunrise yang begitu dramatik. Langit pagi hari itu dibuat merona dengan arsiran halimun tipis seakan tak cukup untuk melukiskan fenomena alam dari bukit tersebut.

Untuk sampai ke B29 yang mulai popular di tahun 2013 ini tidaklah sulit. Dan, para wisatawan pun tak harus membekali diri logistik yang banyak dalam tas carrielnya. Sebab, di puncak B29 sudah ada warung yang menyajikan pelepas dahaga dan lapar.

Kecuali, memang jika memutuskan untuk menginap di puncak B29. Perlu menyimpan sedikit logistik untuk persiapan di malam hari. Sebab, beberapa kedai yang berada di puncak tidak buka hingga larut malam.

Hanya sekedar saran sebagai tips bagi para wisatawan yang ke B29, jangan pernah lupa untuk menyiapkan kamera. Sangat rugi, tidak mengabadikannya. Dongeng tentang keindahan B29 memang tak pernah pudar. Akan tetapi dengan selembar foto semakin menguatkan bahwa Anda adalah pelaku dongeng dari negeri yang indah itu. [Fatkhurrohim]