
WARTAEVENT.com – Makassar. Perkembangan pesar di bidang teknologi memunculkan sejumlah peluang baru terkait profesi di era digital. Namun, di saat yang sama, sejumlah tantangan juga perlu dituntaskan untuk merespons kebutuhan keahlian dan kecakapan di sektor digital tersebut.
Oleh karena itu, literasi digital sangat dibutuhkan agar masyarakat paham bagaimana mana seluk-beluk dunia digital dan pemanfaatannya. Hal tersebut menjadi pembahasan dalam webinar bertema “Jenis Profesi Kekinian di Era Digital” yang berlangsung Selasa (11/10/2022), di Makassar, Sulawesi Selatan.
Baca Juga : Abaikan Perlindungan Data Pribadi, Ini Ancaman Potensi Kejahatan Siber
Webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi ini menghadirkan sejumlah narasumber, yakni Executive Assistant of YOT Holding Chelen; CEO PT Mahakarya Berkah Sejahtera Muhajir Sulthonul Aziz; dan Ketua Umum Ekstrakurikuler Pandu Digital Indonesia Anshar Syukur.
Mengenai ragam profesi di era digital, Chelen menguraikan tujuh jenis profesi. Ketujuh profesi itu adalah pembuat konten (content creator), spesialis media sosial, affiliate account manager, desainer grafis, analis data, web developer & UI/UX Designer, dan machine learning engineer. Ragam profesi tersebut, menurut Chelen, di masa beberapa waktu lalu kurang dikenal. Kini, ragam profesi ini sangat dibutuhkan.
Baca Juga : Begini Cara Aman dan Nyaman Berinteraksi Sosial di Internet
Chelen mencontohkan aplikasi hasil karya anak bangsa bernama Cultura. Aplikasi ini merupakan media pembelajaran dan pelestarian budaya Indonesia berbasis gim dengan menggunakan teknologi augmented reality. Aplikasi ini dibuat oleh tiga mahasiswa Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya angkatan 2018.
Anshar Syukur menambahkan, di era digital sekarang ini, kecakapan digital sangat diperlukan. Dalam program literasi digital, ada istilah yang ia sebut sebagai pandu digital, yaitu masyarakat yang memiliki pemahaman, kemampuan, dan kompetensi mendasar terkait literasi digital. Fokus kegiatan ini ada di sektor UMKM, pariwisata, pendidikan, desa digital, petani, dan nelayan.
“Tantangan di era digital saat ini, khususnya di Indonesia, adalah keamanan siber, persaingan yang begitu ketat, pembangunan sumber daya manusia, akses internet yang belum merata, serta penerapan regulasi,” tuturnya.
Baca Juga : Tetap Waspada di Tengah Kemudahan Transaksi Digital
Sementara itu, menurut Muhajir, individu yang cakap digital dinilai mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras maupun perangkat lunak dalam lanskap digital. Beberapa hal tersebut adalah cara menggunakan mesin pencarian, menggunakan berbagai aplikasi percakapan dan media sosial, serta memahami berbagai ragam transaksi digital meliputi e-walet, uang elektronik, dan lokapasar.
“Kita dapat mencapai kecakapan digital jika kita tahu dan paham ragam dan perangkat lunak yang menyusun lanskap digital. Setiap kita diharapkan bisa mengoptimalkan penggunaan perangkat digital utamanya perangkat lunak sebagai fitur proteksi dari serangan siber,” ucapnya.
Baca Juga : Jangan Sampai Abaikan Keamanan dalam Pemasaran Digital
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.
Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Sulawesi dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0. [*]
- Editor : Fatkhurrohim