WARTAEVENT.com – Jakarta. Usai meraih dua rekor Muri terkait edukasi dan amenganai screening hepatitis pada hari Senin (23/05/2022), Kimia Farma Diagnostika (KFD) diharapkan mampu meraup revenue sebesar Rp2,1 triliun. Jumlah ini lebih tinggi dari realisasi revenue perusahaan di tahun sebelumnya yakni Rp1,4 triliun.
Ardhy Nugrahanto Wokas, Direktur Utama PT Kimia Farma Diagnostika menyatakan, rekor Muri yang di raih KFD ini sebagai bentuk apresiasi dalam memberikan pelayanan untuk vaksinasi Covid-19 yang telah memecahkan rekor 350 ribu serta edukasi kepada siswa SMP dan SMU terkait hepatitis.
Baca Juga : Kimia Farma dan BWA Luncurkan Klinik Apung Untuk Misi Kemanusian
Untuk screening haptitis ini, melayani hepatitis yang standar, yakni golongan A, golongan B. “Ini konteksnya kan edukasi, jadi banyak sekali orang seperti anak-anak muda belum mengetahui penyebab hepatitis seperti apa, mungkin karena kebersihan, hubungan pasangan yang tidak sehat,” katanya saat melaunching kantor baru KFD di Jakarta.
Jadi lanjut Ardhy, harapannya terkait fasilitas sreening hepatitis ini dapat memberikan edukasi agar orang bisa dan lebih paham dengan hepatitis. Sehingga setiap orang dapat menjaga diri, dan melakukan screening, untuk bisa prefentif.
“Artinya kita harus melakukan deteksi sedini mungkin sehingga jangan sampai situasi menjadi buruk, yang dapat berdampak kurang baik. Jika memang sudah kena hepatitis banyak juga kok yang bisa disembuhkan,” tambahnya.
Layanan Home Care dan Telesales
Dalam ksesempatan yang sama, Kimia Farma Diagnostika yang merupakan anak usaha dari PT Kimia Farma Tbk ini pun melaunching layanan Home Care dan Telesales. Kedua layanan ini diakui memiliki potensi bisnis yang besar kedepannya.
Baca Juga : RS Premier Jatinegara Membuka Sentra Pemulihan PascaCovid-19, Ini Manfaatnya
Ardhy kembali menerangkan, situasi pandemi Covid-19 ternyata mampu merubah kebiasan setiap orang yang semula nyaman berkunjung ke klinik dan atau rumah sakit, kini banyak individu yang menghendaki layanan kesehatan dari rumah.
“Mereka sekarang ingin pelayanan dapat diakses dari rumah. Karena di rumah lebih nyaman, tidak berinteraksi dengan orang yang prokes apa tidak. Jadi trennya home care ini semakin banyak,” terangnya.
Baca Juga : ProXmask, Masker yang Diklaim Mampu Menonaktifkan SARS-CoV-2
Oleh karena trennya semakin banyak, maka tak mengherankan banyak competitor KFD sudah membuka layanan home care. “Artinya layanan home care ini akan jadi drive bisnis baru,” imbuhnya.
Jika layanan home care hanya sebatas melayani pengamnilan sampel darah untuk keperluan laboratorium, tidak demikian dengan layanan dari KFD. Layanan home care dan telesales menjadi inovasi yang visioner.
Kedua layanan dari KFD ini mulai dari pemeriksaan dokter umum terbaik dari Jakarta, layanan bidan, fisioterapis, hingga terapis. Dalam home care KFD ini, para pelanggan dapat melakukan reservasi pelayanan, dan pembelian produk langsung melalui telesales.
Baca Juga : Kemenperin Miliki Jurus Pulihkan Sektor Industri Terdampak Covid-19
“Kami telah one step ahead dari layanan home care lainnya. Tidak hanya sebatas ambil sampel darah, akan tetapi memberikan layanan langsung yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat di seluruh pelosok tanah air seperti di Desa 3T,” ujarnya.
Terobosan yang luar biasa ini sebagaimana yang telah diarahkan Menteri BUMN, Erick Tohir agar layanan ini dapat menjangkau dan memberi manfaat sebanyak mungkin bagi seluruh rakyat Indonesia.
Baca Juga : Implementasikan Pemberdayaan Perempuan, Evermos Raih Penghargaan Internasional
Ardhy kembali menegaskan, seluruh layanan dari KFD ini sebagai bentuk komitmen perusahaan sebagai BUMN untuk terus melayani dan menjangkau masyarakat Indonesia lebih luas, bukan hanya di Pulau Jawa saja, tapi beberapa pulau lain seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Papua, NTB, NTT, Bali dan lainnya. [*]
- Editor : Fatkhurrohim