Ribuan Wisatawan Lhokseumawe Sambut Event Aceh International Rapa’i Festival 2018
Wartaevent.com, Lhokseumawe- Selain Tari Saman dan Kopi, Aceh memiliki kebudayaan musik tabuh Rapa’i yang layak diakui secara internasional. Untuk itu, Kementrian Pariwisata dan Pemkot Lhokseumawe menggelar event Aceh International Rapa’i Festival 2018 (ACIRAF).
Kementerian Pariwisata RI menujuk Kota Lhokseumawe menggelar ACIRAF karena dinilai mampu melestarikan seni tabuh rapa’i sehingga akan menjadi agenda tetap kegiatan pariwisata Kota Lhokseumawe.
Koordinator Calender of Event 2018 Kementrian Pariwisata, Tazbir SH, saat membuka event ACIRAF 2018 mengatakan, “Kegiatan ini mengusung konsep musik religi yang merupakan salah satu dari 100 event Wonderful Indonesia 2018. Di Aceh ada dua event yang kami kurasi masuk agenda COE 2018, salah satunya festival kopi dan musik Rapa’i ini. Kami bersyukur Aceh International Rapa’i Festival 2018 bisa terlaksana dan akan menjadi agenda event reguler. Saya pun berharap event ini bisa mendukung kegiatan pariwisata di kota Lhokseumawe”.
Sedangkan Wakil Wali Kota Lhokseumawe, Yusuf Muhammad menambahkan, kami telah menghadirkan ratusan penabuh Rapa’i baik dari dalam maupun luar negeri untuk turut meriahkan Aceh International Rapai Festival 2018 yang berlangsung di Stadion Tunas Bangsa, Lhokseumawe, Aceh dari tanggal 4 – 7 November. “Baru pertamakalinya digelar di Lhoksuemawe, event ini sudah dihadiri ribuan wisatawan sekitar kota Lhokseumawe,” tuturnya.
Aceh Internasional Rapa’i Festival2018 mengangkat alat musik perkusi tradisional Aceh yang dimainkan dengan cara dipukul dengan telapak tangan. Rapa’i sering digunakan pada upacara-upacara adat di Aceh seperti upacara perkawinan, sunah rasul, pasar malam, pengiring tarian, hari peringatan, dan ulang tahun.
Karena itu, rapa’i merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Aceh. Rapa’i berperan mengatur tempo, ritme, tingkatan, gemerincing serta membuat suasana menjadi lebih hidup dan meriah. Yang menjadi ciri khas Rapa’i dari Lhoksuemawe adalah Rapa’i Passe, bentuknya mirip rebana namun berdiameter besar dan digantung.
Rapa’i dimainkan dalam sebuah ensambel yang terdiri dari 8-12 orang dan disandingkan dengan instrumen lain, seperti serune kalee dan buloh merindu. Permainan rapa’i dapat terdengar hingga jarak yang sangat jauh, efek dari gema yang dipantulkannya. Tanpa mikrofon, suaranya dapat terdengar hingga jarak 5-10 km.
Dengan mengundang beberapa negara sahabat yang memiliki tradisi musik religi, Aceh International Rapa’i Festival 2018 menjadi acara yang menarik dalam mempromosikan pariwisata Aceh melalui kekayaan budaya dan tradisi.