Sebarkan Konten Positif, Gaungkan Budaya Lokal di Ruang Digital
Dwiyanto Indiahono menambahkan, saat ini Indonesia didominasi oleh lebih dari 50% generasi muda. Menurut dia, ini bisa berarti dua hal. Pertama, kesempatan untuk mengubah wajah dunia digital Indonesia, yang semula dikenal paling tidak sopan, sehingga keramahan di dunia nyata akan tercermin di dunia maya.
Kedua, ini merupakan potensi besar untuk menggerakkan ekonomi digital RI menjadi lebih energik. “Kita dorong milenial menciptakan produk dan jasa di dunia digital karena pangsa pasarnya besar dan luas. Salah satu tantangan adalah bagaimana agar barang dan jasa yang dijual di marketplace juga produksi local,” terangnya.
Baca Juga : Ini Cara Bangun Citra Positif untuk Mendorong Interaksi dan Kolaborasi di Internet
Sementara itu, Lina Miftahul Jannah menggarisbawahi ihwal kompetensi budaya bermedia digital, di mana masyarakat terutama milenial dapat menjadi pelaku digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK.
Harapannya, hal ini juga disertai dengan pengetahuan dasar yang mendorong perilaku mencintai produk dalam negeri dan kegiatan produktif lainnya. “Kita harus cinta dan bangga menggunakan produk dalam negeri. Misalnya senang mengenakan pakaian batik atau tenun khas dari berbagai daerah,” papar Lina.
Baca Juga : Hati – Hati dengan Investasi yang Kian Mudah, Perlu Dibentengi dengan Kecakapan Digital
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.
Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0. [*]