Site icon WARTAEVENT.COM

Sebarkan Konten Positif, tetapi Jaga Kewaspadaan!

WARTAEVENT.com – Jawa Barat. Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan Workshop Literasi Digital, Senin, 10 Juli 2023, di Jawa Barat.

Tema yang diangkat adalah “Sebarkan Pesan Positif untuk Kemanusiaan dan Pendidikan di Ruang Digital” dengan menghadirkan narasumber CTO TemanBaik Indonesia Dedy Triawan; Kepala Unit ICT UNDIPA Makassar Erfan Hasmin; serta dosen FIKOM Universitas Pancasila dan anggota Japelidi Diana Anggraeni.

Baca Juga : Manfaatkan Peluang di Era Digital tanpa Abaikan Etika

Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3,49 dari skala 5.

Dalam merespons hal tersebut, Kemenkominfo menyelenggarakan “Workshop Literasi Digital” dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Baca Juga : Anak Wajib Paham tentang Keamanan Digital dan Potensi Bahaya dari Ruang Digital

Diana Anggraeni mengatakan, dalam beraktivitas di ruang digital, menjunjung tinggi budaya adalah sikap yang diperlukan. Menurut dia, berbudaya di ruang digital adalah cerminan untuk memperkuat identitas bangsa, membangun komunitas digital yang sehat, serta dapat meningkatkan keterampilan dan peluang.

Berbudaya di ruang digital juga bisa membangun reputasi positif seseorang. “Beberapa budaya asli Indonesia yang perlu dikembangkan di ruang digital adalah religius, mandiri, gotong-royong, yang dapat dilakukan dengan menyebarkan nilai-nilai Pancasila, berpartisipasi aktif dalam mengembangkan budaya Indonesia, serta memproduksi konten yang mencerminkan keindonesiaan,” ucapnya.

Baca Juga : Simak Tips Jitu Berikut Agar Bisnis Kuliner Laris Manis

Agar generasi muda Indonesia memiliki budaya dan jiwa positif di ruang digital, lanjut Diana, hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan memahami etika digital. Selain berprinsip untuk menjadi diri sendiri, menjunjung tinggi privasi, kritis dan kreatif, mengelola waktu dengan bijak adalah contoh-contoh perilaku positif di ruang digital.

Perilaku lainnya yaitu mengedepankan prestasi, tidak haus pujian, dan tidak suka mencari sensasi. “Ruang digital adalah ruang yang menjadi media pendidikan di masa kini. Mari menjadikan ruang digital sebagai wadah yang mencerminkan nilai-nilai keindonesiaan, sebagai tempat belajar, berinteraksi, sekaligus tempat untuk mengaktualisasikan diri sebagai bangsa bermartabat,” tuturnya.

Dedy Triawan menambahkan, ruang digital memiliki banyak fungsi dan manfaat yang semuanya bisa diarahkan untuk hal-hal yang positif. “Manfaat konten positif di ruang digital adalah selalu menjaga koneksi, berpotensi menemukan pekerjaan baru, selalu mendapatkan informasi terbaru, atau terus mengembangkan jejaring yang baru,” katanya.

Baca Juga : Berikut Kiat Sukses Berjualan di Media Sosial

Ia juga mengingatkan agar warganet Indonesia mewaspadai konten-konten negatif yang berisikan tayangan kekerasan, korban luka, atau video lama yang diunggah kembali untuk memancing kebencian. Apabila menemui konten-konten seperti itu, imbuhnya, sebaiknya dihapus atau diblokir. Hal itu bertujuan untuk menghentikan provokasi.

Sementara itu, Erfan Hasmin menjelaskan, selain gencar memproduksi konten positif di ruang digital, kewaspadaan terhadap kejahatan digital harus tetap dijalankan. Kejahatan digital itu bisa berbentuk penipuan online, yaitu bentuk kejahatan dengan tujuan mengelabui korban, yang berambisi untuk mencuri uang atau mencuri data pribadi seseorang lewat ruang digital.

Baca Juga : Etika dan Jaga Privasi, Modal Penting Berselancar di Media Sosial

“Penipuan online yang sedang marak adalah dengan teknik phising. Tak hanya itu, ada juga modus penipuan berkedok aktivitas kemanusiaan lewat pengumpulan donasi. Ini yang patut diwaspadai agar jangan sampai tertipu. Caranya adalah dengan memverifikasi apakah lembaga yang menggalang donasi tersebut resmi terdaftar,” ujarnya.

Menurut Erfan, di dunia digital tidak ada yang aman 100 %. Yang bisa dilakukan adalah dengan mengurangi resikonya menjadi sesedikit mungkin dengan cara bersikap kritis dan tidak gegabah mengambil keputusan. Bersikap kritis adalah tidak mudah percaya dengan apa yang diperoleh dari internet.

Baca Juga : Agar Bisnis Kalian Sukses, UMKM Wajib Bertransformasi Digital

Workshop Literasi Digital ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. [*]

Exit mobile version