Selain Manfaat Baik Ada Bahaya dan Efek Negatif Dari Media Digital Untuk Anak, Bagaimana Mengantisipasinya?
WARTAEVENT.com – Tulungagung. Pandemi menyebabkan banyak kegiatan masyarakat melalui online. Termasuk anak-anak. Kenyataan ini membutuhkan perhatian ekstra. Survei Google dan Trust and Safety Research menunjukkan, 51 persen orangtua dari anak yang belajar dari rumah selama pandemi merasa lebih khawatir soal keamanan online.
Ada tiga kekhawatiran terbesar orang tua saat ini. Yaitu keamanan informasi anak, interaksi anak di internet, dan konten yang dikonsumsi anak.
Pemimpin Redaksi Independen.id, Bayu Wardhana, mengungkapkan, anak-anak generasi masa kini merupakan generasi digital native, yaitu mereka yang sudah mengenal media elektronik dan digital sejak lahir. Paparan terhadap internet dan media digital pada anak-anak ini tidak dapat dihindarkan selain itu, internet dapat menjadi sarana mencerdaskan anak karena menghubungkan anak dengan berbagai sumber informasi.
“Internet merupakan salah satu sarana yang dapat anak-anak gunakan untuk mencari bahan untuk menulis tugas sekolah, berhubungan dengan teman, bermain game, dan mengikuti tren masa kini. Namun menggunakan internet bukannya tanpa bahaya, terutama untuk anak dan remaja, antara lain materi yang tidak pantas, pencurian identitas, dan cyberbullying. Oleh karena itu, anak dan orangtua perlu pandai-pandai memanfaatkan media digital dan menghindari efek negatifnya,” kata Bayu, saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, (14/7/2021).
Lanjutnya, anak-anak di usia sekolah memang menjadi salah satu pihak yang paling rentan di ruang maya. Beberapa risiko utama mengancam anak-anak ketika berselancar di dunia maya. “Rentan menerima serangan siber, menerima konten yang berisi eksploitasi seksual, tindakan menyakiti diri sendiri, bunuh diri, konten pronografi hingga konten berbau radikalisme. Selajutnya anak-anak juga rentan mengalami adiksi siber, seperti ketagihan gadget atau konten di internet,” paparnya.
Ia menerangkan, bagi orang tua khususnya, perlu menerapkan strategi agar melindungi anak aman dalam berselancar di internet agar anak mendapatkan manfaat dari internet. “Kuncinya adalah literasi digital. Keluarga dan anak punya kapasitas untuk melindungi diri mereka masing-masing dari berbagai bentuk kejahatan di ranah online tanpa meniscayakan semua manfaat baik dari teknologi informasi,” ucapnya.
Bayu juga menjelaskan, perlu membangun kepercayaan dengan anak. Dengan begitu, diharapkan anak-anak akan selalu terbuka kepada orang tuanya terkait aktivitas online yang mereka kerjakan.
“Orang tua bisa memanfaatkan fitur safe search pada Google Search, mode terbatas pada Youtube, atau menggunakan aplikasi Family Link untuk mengontrol aktivitas online anak. Dengan begitu diharapkan bisa meminimalkan anak menemui konten yang tidak pantas,” imbuhnya.
Ia menambahkan, kendati begitu perlu juga ada perhatian terhadap isi konten. Seperti di TikTok. Sejatinya aplikasi populer ini amat banyak manfaat, kreatif dan membawa tren serta menjadi referensi sebuah kejadian. Namun pengelola TikTok Indonesia harus lebih aktif mengawasi beberapa lagu.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, (14/7/2021) yang menghadirkan pembicara, Ika Rahmawati (Guru & Pendamping ACT-WUMMI Kadin), Khotibul Umam ( Bidang Kemitraan dan Legal Relawan TIK Tulungagung), dan Yoseph Hendrik Maturbongs (Goverment 2.0 Indonesia at PT Cyber Gatra Loka).
Gerakan Nasional untuk Indonesia #MakinCakapDigital ini berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills). Dan melibatkan 110 lembaga juga komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.
Kegiatan yang diadakan di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten ini dilaksanakan secara virtual berbasis webinar. Dengan menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Dengan maksud dan tujuan utamanya membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (*)