Site icon WARTAEVENT.COM

Simak Tips Berikut Ini, Agar Terhindari dari Kejahatan “Skimming”

WARTAEVENT.com – Makassar. Kejahatan digital perbankan, seperti skimming, masih kerap terjadi. Dibutuhkan kewaspadaan tinggi saat bertransaksi menggunakan kartu debit atau kartu kredit di mesin EDC maupun mesin ATM. Namun, kejahatan skimming masih bisa diantisipasi.

Demikian yang menjadi pembahasan dalam webinar bertema “Ancaman Kejahatan di Perangkat Digital: Bahaya Skimming ATM!” yang berlangsung Senin (31/10) di Makassar, Sulawesi Selatan.

Baca Juga : Lindungi Diri, Pahami Mengatur Privasi di Jagad Digital

Webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi ini menghadirkan sejumlah narasumber, yakni Founder Yayasan Komunitas Open Source Arief Rama Syarif; Jawa Internet Sehat Sulawesi Utara Arthur Mandolang; dan Direktur Gitek.id M Muzaqi.

Dalam paparannya, Arief menjelaskan arti skimming, yaitu metode pencurian data dengan menggunakan alat khusus bernama skimmer. Skimming juga diartikan sebagai pencurian informasi kartu kredit atau debit dengan cara menyalin informasi yang terdapat pada strip magnetik kartu kredit atau debit secara ilegal. Menurut dia, kejahatan skimming bisa dicegah.

Baca Juga : Mau Bisnis Tanpa Modal? Simak Tips Berikut Ini!

“Cara menghindari kejahatan skimming adalah dengan beralih ke kartu (debit/kredit) yang berteknologi chip. Atau, perhatikan dengan seksama kondisi mesin ATM atau mesin EDC sebelum bertransaksi menggunakan kartu debit atau kredit. Selain itu, rutinlah mengganti nomor PIN atau gunakan uang tunai dalam bertransaksi,” ujarnya.

Arief menambahkan, tidak ada yang aman 100 % dalam dunia digital selain meminimalkan resikonya sekecil mungkin. Ia juga menyarankan, memperhatikan dengan baik kondisi mesin ATM sebelum memasukkan kartu debit menjadi penting untuk kewaspadaan dari ancaman skimmer. Saat bertransaksi di mesin ATM, lanjutnya, sebaiknya dipastikan tidak ada seseorang yang mengawasi gerak-gerik transaksi kita.

Baca Juga : Berikut Ragam Kejahatan Internet dan Cara Mengantisipasinya

Sementara itu, Arthur menegaskan bahwa otoritas terkait, yakni Bank Indonesia, sudah mewajibkan penggantian kartu debit atau kredit yang semula berbasis strip magnetik agar diganti dengan teknologi chip.

Hal itu tertuang dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 17/52/DKSP tertanggal 30 Desember 2015 yang menetapkan bahwa selambatnya 30 Juni 2017 seluruh kartu debit dan kredit menggunakan teknologi chip.

“Pertanyaannya adalah kenapa masih saja terjadi skimming? Jawabannya, teknologi strip magnetik masih digunakan di beberapa kartu. Selain itu, ada pula kartu yang menyematkan dua teknologi sekaligus, yaitu chip dan strip magnetik,” katanya.

Baca Juga : Abaikan Perlindungan Data Pribadi, Ini Ancaman Potensi Kejahatan Siber

Namun, menurut Arthur, pemerintah sudah berupaya keras mengantisipasi kejahatan digital semacam itu. Beberapa di antaranya adalah penegakan hukum lewat Undang-Undang (UU) Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; dan UU Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi.

Sementara apabila sudah terlanjur menjadi korban skimming, menurut Muzaqi, segera melapor lewat call center resmi bank nasabah dan memblokir kartu ATM agar tidak bisa digunakan oleh pelaku skimming.

Baca Juga : Begini Cara Aman dan Nyaman Berinteraksi Sosial di Internet

Mintalah kepada pihak bank untuk menelusuri riwayat transaksi di rekening demi memastikan apakah sudah terjadi skimming atau tidak. Lalu, apabila terbukti nasabah menjadi korban kejahatan skimming, pihak bank akan menentukan langkah selanjutnya.

Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.

Baca Juga : Ragam Profesi Digital Ini Membutuhkan Kecakapan Digital

Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Sulawesi dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0. [*]

Exit mobile version