WARTAEVENT.com – Surakarta. Untuk kali ketiga, Solo Safari destinasi wisata edukasi satwa di kota Solo, Jawa Tengah, kembali menggelar event Grebeg Syawal berkolaborasi dengan Karaton Kasunanan Surakarta.
Grebeg Syawal merupakan bagian dari tradisi yang telah dilestarikan selama bertahun-tahun dan merupakan wujud syukur atas Hari Kemenangan setelah sebulan penuh menunaikan puasa kemudian dirayakan pada Hari Idul Fitri yang dikemas dalam atraksi budaya sekaligus menikmati budaya Karaton Kasunanan Surakarta lebih dekat.
Baca Juga : Menparekraf: Event Grebeg Sudiro Diharapkan Naik Kelas Jadi Event Nasional
General Manager Solo Safari, Yustinus Sutrisno, mengatakan event ini bukan hanya sekadar tradisi yang turun-temurun, namun juga bentuk kolaborasi antara tradisi dan pariwisata, serta sebagai sarana untuk menyampaikan nilai-nilai luhur dan kearifan lokal kepada masyarakat khususnya pengunjung Solo Safari.
Sementara itu Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Dipokusumo, menambahkan Grebeg Syawal adalah ungkapan syukur dan kegembiraan setelah menjalankan ibadah puasa dan merayakan Hari Kemenangan Idul Fitri.
‘Event ini dikemas dalam unsur tradisi dan budaya. Kami berharap melalui acara ini, masyarakat dapat lebih memahami filosofi di balik tradisi ini dan menikmati serta semakin mencintai budaya Karaton Kasunanan Surakarta lebih dekat,” tambahnya, dalam keeterangan tertulis, Rabu, (9/4/2025).
Grebeg Syawal tahun ini dimulai pukul 10.30 dari lobi dengan arak-arakan atau iring-iringan sosok Joko Tingkir yang akan menyeberangi danau Solo Safari hingga Panggung Terbuka dan diakhiri dengan berbagi Gunungan Ketupat.
Baca Juga : Berikut Event Pariwisata Yang Dapat Dikunjungi Selama Ramadhan dan Lebaran
Sosok Joko Tingkir dalam Grebeg Syawal 2025 ini diperankan oleh BRM. Yudhistira Rachmat Saputro, Cucu dari Pakubuwono XIII. Momen arak-arakan Joko Tingkir paling dinantikan, sebab menjadi simbol pemimpin masa depan.
Legenda Joko Tingkir sering mengarungi sungai Bengawan Solo bersama sahabat-sahabatnya dan menerjang rintangan saat menyusuri sungai tersebut. Diceritakan, sosok Joko Tingkir yang mengarungi danau di Solo Safari dengan menggunakan Gethek, dimana danau ini merupakan tempat muara dari aliran Sungai Bengawan Solo.
“Gethek” yang berupa bambu rakit menjadi alat transportasi Joko Tingkir ini, melambangkan kemampuan untuk mengatasi segala rintangan dan bahaya dalam mengarungi kehidupan.
Baca Juga : Banyumas Gencar Promosikan Pariwisata Unggulan
“Hal ini tercermin dalam tembang Mijil “Sigra Milir Sang Gethek Sinangga Bajul,” yang berarti Joko Tingkir yang naik Gethek mampu mengatasi segala rintangan.
Dibalik tradisi Grbek Syawal ada filosofi Ketupat yang memiliki makna “Ngaku Lepat” atau “Mengakui Kesalahan”. Filosofi ini mengingatkan bahwa dalam kehidupan manusia, tidak ada yang luput dari kesalahan dan kekurangan.
Ketupat yang dibagikan kepada pengunjung Solo Safari memiliki makna kesadaran diri atas kesalahan dan kekurangan selama kehidupan serta kemudian mengakui hingga memperbaiki kesalahan tersebut, mengingatkan untuk selalu intropeksi diri.
Baca Juga : Pop Up Camping Cara Baru Menikmati Pengalaman Nenda Rasa Hotel
Masyarakat Jawa percaya bahwa berbagi ketupat melambangkan keberhasilan dalam meraih kemenangan dan kebaikan setelah berpuasa, serta memperoleh kebaikan dan mempererat tali silaturahmi antar sesama di Hari Raya. (*)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Wartamedia Network WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029Vb6hTttLSmbSBkhohb1J Pastikan kalian sudah install aplikasi WhatsApp ya.
- Editor : Fatkhurrohim
- Photo : Dok. Solo Safari