Kuliner

Tertarik dengan Proses yang Masih Tradisional, Menparekraf Praktik Buat Nopia Jajanan Khas Bayumas

Seiring dengan minat yang tinggi, produk kuliner nopia tidak hanya memiliki rasa gula merah saja, tetapi lebih bervariatif seperti cokelat, pandan, dan lainnya. Sehingga pembeli bisa memilih sesuai seleranya masing-masing.

Usai menguleni adonan, Menparekraf kemudian bergerak menuju tempat pembakaran nopia. Adonan nopia yang yang sudah dibulatkan itu ditempelkan di dinding tungku yang disebut genthong, kemudian dibakar dengan kayu bakar sampai matang.

Baca Juga : Tidak Hanya Segar dan Lembut, Yuk Kenali Enam Rasa Ice Cream Bars Baru dari Gold Stone Creamery

Menparekraf yang ikut serta menempelkan nopia ke dinding genthong pun terkejut, lantaran nopia yang ditempelkannya berubah bentuk akibat ia terlalu menekan adonan nopia tersebut. “Jadinya menyong. Tapi kalau enggak ditekan khawatir jatuh,” kata Menparekraf sambil tertawa.

Nopia sendiri adalah jajanan khas Banyumas yang terdiri dari dua ukuran. Yang berukuran kecil disebut masyarakat setempat dengan mino. Sementara untuk yang berukuran normal disebut nopia.

Baca Juga : Pizza dari The Alana Sentul Beri Ini Jadi Solusi Atasi Lapar bagi Kaum Rebahan di Area Sentul

Satu kotak nopia biasanya berisikan 10 buah yang dapat dibeli dengan harga Rp15.000. Sementara untuk mino biasanya dijual per kg dan satu kilogramnya sebesar Rp30.000. [*]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *